Carita Balangantrang Masa Manarah
Sebagaimana
dijelaskan sebelumnya, Balangantrang dikenal juga dengan nama
Bimaraksa, dalam cerita rakyat dikenal dalam kisah Ciung Wanara sebagai
pasangan nini aki Balangantrang yang menemukan bayi Ciung Wanara, bayi
itu ia beri nama Ciung Wanara.
Tersebutlah
sepasang aki dan nini Balangantrang yang tinggal di Geger Sunten, suatu
wilayah yang tidak memiliki tetangga. Karena kesepiannya si nini
merindukan kehadiran anak yang konon tak kunjung tiba. Hingga pada suatu
malam, si nini bermimpi kejatuhan bulan, si aki pun menafsirkan bahwa
sebentar lagi ia akan mendapat rejeki.
Karena
profesi aki Balangantrang sebagai penangkap ikan, pada malam itu juga
aki membawa “kecrik” ke kali Cintanduy. Namun tanpa diduga duga,
tiba-tiba melihat ranjang bayi yang gemerlap di tepi sungai, "lir ibarat
emasng singaling". ia pun lantas mengambil dan memeriksanya. Betapa
terkejutnya ketika dibuka nampak sesosok bayi mungil yang masih hidup.
Disebelah bayi tergeletak sebutir telor ayam.
Konon
menurut yang empunya cerita, bayi itu lantas di “rorok” dengan penuh
kasih hingga dewasa, sedangkan telur ayamnya di tetaskan hingga menjadi
seekor ayam jantan. Konon pula, kelak ayam itu menjadi ayam aduan yang
tangguh dan berhasil mempersembahkan mahkota.
Balangantrang
mendapat kabar, bayi yang ia pelihara itu ternyata anak raja. Aki dan
Nini pun kemudian membekali pengetahuan secukupnya. Mereka pun
menceritakan kepada Ciung Wanara, bahwa mereka sebenarnya bukan orang
tuanya. Dan orang tua Ciung Wanara adalah seorang raja. Cerita
selanjutnya dikisahkan, bagaimana Ciung Wanara memenangkan taruhan adu
ayam, hingga kemudian ia menjadi raja di Galuh.
Tidak ada komentar