5 Jaman Manusia Purba di Pulau Jawa

Naskah Pustaka Pararatwan i Bhumi Jawadwipa 1.1 memulai uraiannya dengan keadaan di Pulau Jawa sejak sudah adanya pemukiman manusia. 


Dikemukakan pula tentang kesuburan tanah dan kemakmuran di Pulau Jawa, disusul uraian mengenai kedatangan orang-orang dari luar Nusantara yang kemudian menyebar dan menetap di Pulau Jawa dan wilayah lain di Nusantara. Dengan rinci bagan awal teks naskah ini menguraikan lima jaman Purba di Pulau Jawa, yaitu : 


1. Jaman yang pertama Purba, disebut Jaman Satwapurusa
Jaman ini dihuni oleh manusia yang berjalan seperti kera. Mereka berdiam di atas pohon, belum berpakaian dan belum berperasaan seperti manusia sekarang. Kulit mereka berwarna hitam dan berbulu. Mereka hidup antara 1.000.000 – 500.000 tahun sebelum permulaan tarikh Saka. Mahluk ini punah tanpa sisa.

Di wilayah lain di Pulau Jawa hidup pula sejenis satwapurusa yang lain, tetapi tingkah lakunya seperti manusia. Kulitnya berwarna hitam kemerah-merahan, tabiatnya baik, tetapi selalu membawa senjata yang terbuat dari batu dan tulang. Mereka ini lebih cerdas daripada satwapurusa yang berjalan seperti kera. Mereka hidup antara 750.000 – 250.000 tahun sebelum tarikh Saka.


2. Jaman purba kedua yang disebut Jaman Yaksapurusa

Jaman ini dihuni oleh manusia seperti yaksa atau raksasa. Tabiatnya buas, tubuhnya tinggi dan besar, kulitnya berwarna hitam dan berbulu. Manusia yaksa ini hidup antara 500.000 – 300.000 tahun sebelum tarikh Saka. Sesudah manusia yaksa ini lenyap, muncul manusia yaksa jenis yang lain yang asal-usulnya tidak diketahui dengan jelas. Manusia yaksa jenis ini badannya lebih kecil, sedangkan kulitnya tidak hitam dan tidak banyak bulu. Manusia yaksa ini lebih cerdas dari manusia yaksa sebelumnya. Mereka hidup antara 300.000 – 50.000 tahun sebelum tarikh Saka.


3. Jaman purba ketiga yang disebut Jaman Wāmanapurusa
Manusia jaman ini berbadan kecil. Senjata mereka terbuat dari batu, buatannya belum sempurna. Mereka hidup di Pulau Jawa pada 50.000 – 25.000 tahun sebelum tarikh Saka. Oleh sang mahakawi jaman purba ini disebut pula jaman purba madya. 


4. Jaman purba keempat yang disebut Jaman Purwapurusa
Jaman purwapurusa ini terbagi dua, yaitu:  
- Jaman purwapurusa pertama, antara 25.000 – 10.000 tahun sebelum tarikh Saka. Manusia jaman ini membuat berbagai perkakas dan senjata dari batu, kayu, tulang, dan lainnya. 
- Jaman purwapurusa kedua, antara 10.000 – 1.000 tahun sebelum tarikh Saka. Purwapurusa jaman ini membuat perkakas dan senjata yang sudah bagus buatannya. 

5. Setelah itu jaman purba kelima yang disebut jaman orang-orang pendatang baru dari daerah sebelah timur Bharatanagari. Oleh para mahakawi jaman ini disebut jaman purba terakhir.
 
Jaman Purba terakhir ini terbagi dalam lima bagian, yaitu :
(1) yang pertama antara 10.000 – 5.000 tahun sebelum tarikh Saka.
(2) yang kedua antara 5.000 – 3.000 tahun sebelum tarikh Saka.
(3) yang ketiga antara 3.000 
1.500 tahun sebelum tarikh Saka.
(4) yang keempat antara 1.500 – 300 tahun sebelum tarkh Saka.
(5) yang kelima antara 300 sampai awal tarikh Saka.


Selanjutnya diuraikan mengenai pendatang-pendatang baru dari Singhanagari, Salihwahananagari, dan Bhumi Ghaudi, dari Bharatawarsa (India). Mereka datang di Pulau Jawa pada awal tarikh Saka. Mereka datang dengan memakai perahu. Mula-mula tiba di Jawa Timur, kemudian ke Jawa Barat. Mereka datang dengan tujuan berdagang dan menjual jasa dengan penduduk setempat. Mereka membawa barang dagangan berupa pakaian, berbagai perhiasan, emas, perak, permata, obat-obatan, dan berbagai barang lainnya. Barang-barang yang dibelinya di sin adalah rempah-rempah, hasil bumi, dan lai-lain. Di antara pendatang kemudian banyak yang bermukim di sini dan memperistri penduduk setempat, serta tidak kembali ke negeri asalnya. Mereka hidup akrab dan bersaudara. Para pendatang dari Bharatanagari ini juga mengajarkan agama mereka kepada penduduk setempat. Mereka memuja dewa trimurti di samping dewa-dewa lain. Penduduk setempat asalnya para pendatang juga, sejak dahulu mereka mengadakan pemujaan kepada nenek moyang. 

Tidak lama antaranya banyak pula penduduk yang memeluk agama baru, dan banyak pula para pendatang yang menikah dengan anak penghulu setempat. Para pendatang itu banyak yang berasal dari wangsa Salankayana dan wangsa Pallawa di bumi Bharatanagari. Mereka datang menaiki beberapa puluh perahu yang dipimpin oleh Sang Dewawarman dari wangsa Pallawa. Sang Dewawarman sudah bersahabat dengan penduduk daerah pesisir Jawa Barat, Nusa Apuy, dan Pulau Sumatra bagian selatan. Sang Dewawarman bersahabat pula dengan penghulu penduduk setempat, akhirnya bermukim di sini dan lamakelamaan menjadi raja kecil di daerah pesisir bagian barat dari bumi Jawa Barat. Sang Dewawarman kemudian beristrikan anak penghulu penduduk wilayah desa itu. Sang penghulu kemudian menganugerahkan pemerintahan wilayah desa kepada menantunya.

Pada tahun 52 Saka (130 Masehi) Sang Dewawarman dinobatkan menjadi raja. Kerajaannya diberi nama Salakanagara, ibukotanya diberi nama Rajatapura. Ia bergelar Sang Prabhu Dharmalokapala Dewawarma Haji Raksagapurasagara, dan menjadi raja sampai dengan tahun 90 Saka (168 Masehi).

Kemudian ia digantikan oleh anaknya yang bergelar Sang Prabhu Dhigwijayakasa Dewawarmanputra, yang menjadi Dewawarman II. Ia menjadi raja Salakanagara pada tahun 90 – 117 Saka (168 – 195 Masehi).

-------------------------------------------------------------------

Tidak ada komentar