Kerajaan Tarumanagara
Salakanagara 348 - 362 M mencapai masa keemasannya pada masa
pemerintahan Dewawarman VIII. Salah satu peristiwa yang cukup menonjol
adalah terjadi eksodus besar besaran pengungsi dari India. Mereka adalah
penduduk Calakayana yang kerajaannya di kalahkan pasukan Magada.
Diantara para pengungsi terdapat seorang Maharesi Calakayana,
Jayasingawarman. Sang resi kemudian dinikahkan dengan puteri Dewawarman
VIII, Iswari Tunggal Pertiwi Warmandewi. Kemudian diberi tempat di
tepian sungai Citarum, dan diberi nama Tarumadesya (Desa Taruma).
Karena peningkatan jumlah penduduk yang pesat, maka Tarumadesya berganti
nama menjadi Tarumanagara. Secara alamiah Tarumanagara menjadi lebih
besar dari Salakanagara, sehingga pada masa pemerintahan Dewawarman IX
Salakanagara malah hanya menjadian bagian Kerajaan Tarumanagara. Tidak
tercatat peperangan pada masa transisi ini. Mungkin karena kuatnya
pertalian darah antar mereka.
Total tercatat 12 raja yang memerintah Tarumanagara.
No | Raja | Masa pemerintahan |
---|---|---|
1 | Jayasingawarman | 358-382 |
2 | Dharmayawarman | 382-395 |
3 | Purnawarman | 395-434 |
4 | Wisnuwarman | 434-455 |
5 | Indrawarman | 455-515 |
6 | Candrawarman | 515-535 |
7 | Suryawarman | 535-561 |
8 | Kertawarman | 561-628 |
9 | Sudhawarman | 628-639 |
10 | Hariwangsawarman | 639-640 |
11 | Nagajayawarman | 640-666 |
12 | Linggawarman | 666-669 |
Masa masa Jayasigawarman dan Dharmawarman adalah masa masa konsolidasi.
Puncak keemasan Tarumanagara terjadi pada saat Purnawarman berkuasa.
Pada saat itulah kata Sunda mulai digunakan. Dipakai untuk
menamai ibukota baru Sundapura yang terletak kurang lebih antara Bekasi -
Bogor sekarang. Sunda berarti berkilau, putih, suci, bersih, jernih, murni. Sementara
luas wilayah juga mengembang sampai ke Purwalingga, Jawa Tengah
sekarang ( lihat peta di bawah). Total terdapat 47 kerajaan kecil
bawahan Tarumanagara.
Pada masa Wisnuwarman terjadi kudeta besar yang melibatkan Cakrawarman,
panglima perang sejak jaman Purnawarman dan sejumlah besar menteri dan
pasukan terlibat. Kudeta gagal, dan Cakrawarman tewas. Raja raja
setelahnya memimpin dengan damai tanpa kejadian berarti. Catatan khusus
diberikan kepada Suryawarman karena pada eranya seorang brahmana dari
Calankayana, Manikmaya, ditikahkan dengan puterinya, Dewi Tirtakencana.
Kemudian pasangan ini dihadiahi sebuah kerajaan bernama Kendan, sesuai
dengan nama lokasinya ( sekarang kurang lebih di Nagreg ). Kerajaan
Kendan ini nantinya bermetamorfosa menjadi medang jati, dan akhirnya
menjadi Kerajaan Galuh.
Skandal besar terjadi pada masa Raja ke 8. Kertawarman menikahi Setyawati dari golongan sudra.
Keadaan bertambah rumit karena Setyawati berpura pura hamil, padahal
Kertawarman diketahui mandul. Untuk menutupi skandal ini, sang Raja
mengangkat anak angkat, Brajagiri, dari golongan sudra juga. Manuver
yang gagal, karena suasana kerajaan memanas. Namun sampai akhir
hayatnya, Kertawarman tetap menjadi raja.
Kertawarman kemudian digantikan oleh adiknya, Sudhawarman. Sudhawarman
digantikan anaknya, Hariwangsawarman, yang beribu India, dan dibesarkan
di kerajaan Palawa. Didikan India menjadikannya keras dalam memegang
aturan kasta. Sehingga Brajagiri yang saat itu memegang jabatan senapati
diturunkan pangkatnya menjadi penjaga gerbang keraton. Brajagiri yang
sakit hati kemudian membunuh Hariwangsawarman. Tragedi kembali
menyelimuti Tarumanagara.
Era Nagajayawarman praktis tidak ada skandal yang berarti. Linggawarman
kemudian tampil memimpin. Namun tanda tanda kemerosotan Tarumanagara
mulai terlihat. Sepeninggalan Linggawarman, Tarusbawa, menantu
Linggawarman yang bercita cita mengembalikan kejayaan masa Purnawarman,
mengubah nama kerajaan menjadi Kerajaan Sunda. Sebuah keputusan yang
fatal, karena seketika Tarumanagara kehilangan separuh wilayah
kerajaannya.
Tidak ada komentar