Kerajaan Salakanagara
Tidak bisa dipungkiri bahwa berdirinya
kerajaan Sunda pada awalnya tidak luput dari campur tangan orang orang
dari lingkaran istana kerajaan India. Setidaknya bisa terlihat dari
kelahiran kerajaan Salakanagara (kerajaan pertama di Nusantara) dan Tarumanagara. Dewawarman I, raja
pertama Salakanagara adalah pemimpin sebuah ekspedisi dari kerajaan
Pallawa. Sedangkan Jayasingawarman adalah maharesi Calankayana yang
mengungsi karena negaranya takluk pada kerajaan Magada. Satu orang
pemimpin ekspedisi, yang lainnya Maharesi yang kalah perang.
Namun di tatar Sunda Keduanya mempunyai karir yang bagus, bahkan
memelopori pendirian kerajaan pertama di Nusantara. Keturunan mereka
menjadi raja raja besar di Nusantara, termasuk Raden Wijaya yang
mendirikan Majapahit, dan Adityawarman, raja Sriwijaya.
Selama kekuasaan dinasti Dewawarman, banyak peristiwa menarik terjadi.
Yang pertama, tentu saja tradisi mewariskan tahta secara turun temurun
dimulai, sesuatu yang tidak terjadi sebelumnya. Dominasi trah India
sangat terlihat jelas. Raja Dewawarman III adalah murni India. Bernama
asli Singasagara Bhimayasawirya, dia adalah cucu Dewawarman I dari ibu
India.
Untuk pertama kalinya wanita tampil memimpin negara, walaupun sifatnya
darurat dan sementara. Mahisa Suramardini Warmandewi, memimpin karena
sang suami, Dewawarman V gugur menghadapi perompak. Dan Spatikarnawa
Warmandewi tampil karena Dewawarman VII tidak punya anak lelaki.
Perebutan kekuasaan sempat terjadi ketika Dewawarman VII wafat.
Krodamaruta, merebut kekuasaan ketika hari berkabung Dewawarman VII
belum usai. Bersama pasukan bersenjata lengkap yang langsung datang dari
India, dia mengklaim sebagai raja baru. Anak keempat Dewawarman VI,
dengan jabatan menteri di kerajaan Calankayana, India, dia merasa berhak
mewarisi tahta berhubung raja terakhir tak punya anak lelaki. Usia
kekuasaannya hanya tiga bulan karena tewas dalam kecelakaan.
Pada masa Dewawarman VIII, negara memasuki era keemasan. Sayang pada era
Dewawarman IX, pamor Salakanagara benar benar redup. Dia hanya menjadi
negara bagian Tarumanegara.
Tahun berkuasa | Nama raja | Julukan | Keterangan |
---|---|---|---|
130-168 M | Dewawarman I | Prabu Darmalokapala Aji Raksa Gapura Sagara | Pedagang asal Bharata (India) |
168-195 M | Dewawarman II | Prabu Digwijayakasa Dewawarmanputra | Putera tertua Dewawarman I |
195-238 M | Dewawarman III | Prabu Singasagara Bimayasawirya | Putera Dewawarman II |
238-252 M | Dewawarman IV | Menantu Dewawarman II, Raja Ujung Kulon | |
252-276 M | Dewawarman V | Menantu Dewawarman IV | |
276-289 M | Mahisa Suramardini Warmandewi | Puteri tertua Dewawarman IV & isteri Dewawarman V, karena Dewawarman V gugur melawan bajak laut | |
289-308 M | Dewawarman VI | Sang Mokteng Samudera | Putera tertua Dewawarman V |
308-340 M | Dewawarman VII | Prabu Bima Digwijaya Satyaganapati | Putera tertua Dewawarman VI |
340-348 M | Sphatikarnawa Warmandewi | Puteri sulung Dewawarman VII | |
348-362 M | Dewawarman VIII | Prabu Darmawirya Dewawarman | Cucu Dewawarman VI yang menikahi Sphatikarnawa, raja terakhir Salakanagara |
Mulai 362 M | Dewawarman IX | Salakanagara telah menjadi kerajaan bawahan Tarumanagara |
Tidak ada komentar