Siapakah Syekh Arief Muhammad Yang Makamnya Di Kawasan Situs Candi Cangkuang Kampung Pulo Leles Kabupaten Garut

Di area situs candi Hindu Cangkuang, Kabupaten Garut, terdapat sebuah perkampungan yang disebut Kampung Pulo. Di areal tanah seluas 150 hektar tersebut berdiri enam buah rumah panggung, sebuah mushala, tiga buah situ dan tiga nusa yang ditumbuhi pepohonan rindang berusia ratusan tahun.

Saat kami berkunjung ketempat ini, untuk bisa masuk ke lokasi harus membayar karcis terdahulu dengan harga yang sangat murah, lalu menaiki rakit yang terbuat dari bambu melintasi danau yang cukup luas dan dalam.









































Setelah sampai ke bibir daratan kampung pulo, sepanjang perjalanan kaki menuju museum banyak pedagang yang menjajakan makanan dan berbagai souvenir khas desa Cangkuang.

Dari bibir situ, kita bisa berjalan kaki sambil menikmati pemandangan yang indah, sejuk dan alami, terlewati pula kampung Pulo yang unik dan menarik. 

Di kampung Pulo itu, hanya terdapat 1 mushola lengkap dengan tempat berwudhunya dan 7 rumah adat, yang tidak pernah berkurang ataupun bertambah jumlahnya. 

Pengunjung yang datang bisa bersilaturahmi dahulu dengan kuncen kampung Pulo yang selalu siap siaga setiap harinya, menerima kedatangan para turis baik lokal maupun manca negara.

Setelah selesai menikmati uniknya perkampungan adat, lalu kita akan diarahkan menuju pegunungan kecil menanjak yang diatasnya terdapat bangunan-bangunan museum benda-benda kuno yang dikelola dibawah dinas pariwisata dan kebudayaan kabupaten Garut.

Benda-benda masa lalu, tersimpan rapih di museum ini. Mulai dari Al Quran yang terbuat dari kulit kayu, kitab-kitab, bebatuan purbakala dan benda-benda unik lainnya yang asli di dapatkan dari sekitar cangkuang.






Sebuah museum peninggalan masa lalu sampai sekarang masih terpelihara dengan baik kelestarian dari budaya masa lalu yang tersimpan di tempat ini. 

Ya, bukti sejarah tersimpan di museum candi cangkuang ini. Di sana terdapat berbagai macam benda-benda kuno peninggalan kerajaan terdahulu, dan beberapa bukti penyebaran agama Islam. 

Di sekitar lokasi museum, terdapat pula obyek wisata yang sangat menarik untuk dikunjungi yaitu situ Cangkuang, candi Cangkuang, rumah adat, dan makam keramat syekh Arif Muhammad yang diyakini warga sekitar sebagai tokoh penyebar agama Islam di tempat itu. 

Selain museum, disekitar puncak bukit juga terdapat makam keramat syek Arif Muhammad, Batu bertuliskan huruf Sunda kuno dan candi peninggalan kerajaan Hindu yang masih berdiri dengan kokoh.

Berdasarkan hasil wawancara dengan penduduk setempat, kami mendapat informasi penting bahwa Mbah Dalem Arief Muhammad adalah leluhur mayoritas masyarakat Kampung Pulo. Karenanya, penduduk setempat menyebut Arief Muhammad “Eyang Mbah Dalem Arief Muhammad”.

Dari silsilah beliau yang saya baca di museum Cangkuang, beliau masih keturunan Nabi Muhammad saw dari putri beliau Sayyidah Fatimah Zahra (Ratu Fatimah) yang hidup sekitar abad ke-9 M atau sekitar tahun 800-an Masehi. Artinya, kurang lebih 200 tahun setelah wafatnya Rasul saw. Itulah sebabnya kita tidak akan pernah menemukan tokoh ini di dalam daftar penduduk yang dibuat pemerintah kolonial tahun 1625 karena beliau hidup sekitar tahun 800-an.

Posisi makam Syekh Arief Muhammad di Kampung Pulo terletak pada dataran paling tinggi, yang menandakan semasa hidupnya beliau adalah orang yang disegani. 

Bila menurut silsilah yang ada di musium Candi Cangkuang, Syekh Arief Muhammad adalah keturunan ke-8 dari Rasulullah saw, dari cucu beliau Imam Husen yang berputra Imam Ali Zaenal Abidin atau Seh Jenal Abidin berputra Seh Mashur berputra Seh Masajid berputra Sultan Arif berputra Sultan Seh Maulana Maghribi berputra Sultan Arif Muhammad, Sultan Arif Muhammad inilah yang dikatakan sebagai Eyang Mbah Dalem Arif Muhammad.



Dalam urutan silsilah akan terlihat bahwa Syekh Arief Muhammad hidup sekitar tahun 800-an Masehi, yang artinya beliau hidup dan memimpin wilayah Cangkuang dan sekitarnya kurang lebih 1200 tahun yang lalu! Dan yang terpenting adalah dengan penelusuran tokoh Arief Muhammad ini, melalui silsilah yang ada kita mengetahui bahwa 1200 tahun yang lalu Islam telah menjadi agama resmi wilayah ini dengan dengan tokoh wali-wali muslim sebagai pemimpinnya. Jabatan kepemimpinan ini dapat dilihat dari gelar Almarhum yang sudah melekat dengan nama beliau, seperti yang kami temukan di wilayah ini, gelar Dalem, Sunan dan sebagainya.

Untuk mengetahui masa hidup beliau, karena Mbah Dalem Arief Muhammad masih keturunan Rasulullah saw, melalui silsilahnya kami membandingkannya dengan keturunan Rasulullah yang lain juga menjadi Imam besar bagi para pengikut ajaran keluarga nabi pada masanya, yaitu Imam Muhammad al Jawad yang hidup tahun 817 M-842 M.

Berikut adalah urutan perkiraan tahun dari nama yang kami peroleh dari silsilah Dalem Arif Muhammad di atas :

1. Muhammad Rasulullah SAW 570 - 632 M

2. Fatimah (605 - 632 M) + Sayidina Ali kw (600 - 661M)

3. Imam Husen (625 M - 681 M) [1]

4. Seh Jenal Abidin (Imam Ali Zaenal Abidin 658 - 713 M)

6. Seh Mashur (salah seorang putra dari imam Ali Zaenal Abidin, hidup satu masa dengan Imam Muhammad al Bagir-juga salah seorang putra Imam Ali Zaenal Abidin yang hidup pada tahun 676 - 732 M)

7. Seh Masajid (satu masa dengan putra imam Muhammad al Bagir ; Imam Ja’far as Shadiq yang hidup pada tahun 702 - 765 M)

8. Sulthan Arif (satu masa dengan putra imam Ja’far as Shadiq ; Imam Musa al Kadhim yang hidup pada tahun 750 - 805 M)

9. Sulthan seh Maulana Maghribi (satu masa dengan putra Imam Musa al Kadhim ; Imam Ali ar Ridho yang hidup pada tahun 770 M-825 M)

10. Sulthan Arif Muhammad (satu masa dengan putra Imam Ali ar Ridho; Imam Muhammad al Jawad yang hidup pada tahun 817 - 842 M.

Di lokasi wisata ini, terdapat pula pohon-pohon langka yang dilindungi negara, salah satunya pohon Cangkuang yang menjalar tinggi disekitar pepohonan lainnya.

Terdapat pula bukti-bukti sejarah, yang menunjukan adanya aktivitas masa lalu yang terdapat di sekitar lokasi museum candi Cangkuang.

Pasti penasaran! silakan untuk berkunjung ke salah satu museum di Indonesia yang berada di tengah-tengah situ Cangkuang Garut, sambil menikmati panorama, kesejukan alam, bukti sejarah, budaya, adat dan keunikan dari benda-benda kuno yang bisa dilihat secara langsung.

Salam Santun

Tidak ada komentar