Raja-Raja Tarumanegara Yang Pernah Berkuasa
1. Jayasingawarman (mp. 358-382 M)
Pendiri kerajaan Tarumanagara, dengan gelar Rajadirajaguru Jayasingawarman Gurudharmapurusa, yang memerintah selama 24 tahun (358-382 M). Pada awalnya ia merupakan pewaris tahta Salakanagara, menggantikan mertuanya, raja Dewawarman VIII. Tetapi setelah ia berkuasa pusat pemerintahan dipindahkan dari Rajatapura ke Tarumanagara, sehingga kemudian nama salakanagara berubah menjadi Tarumanagara. Dan Salakanagarapun secara otomatis menjadi negara bawahan Tarumanagara. Jayasaingawarman merupakan seorang maharesi dari Salankayana di India, yang mengungsi ke daerah pasundan, karena daerahnya diserang dan ditaklukan maharaja Samudragupta dari kerajaan magada, yang mengungsi ke wilayah tanah Sunda. Tidak seperti penguasa-penguasa salakanagara, keberadaan Jayasingawarman jelas tertulis dalam prasasti Tugu, yang ditemukan di desa Cilincing Jakarta. Pada parsasti ini ia disebut gelarnya saja, Rajadi rajaguru, bersama dua raja sesudahnya, Rajarsi dan Purnawarman. Berdasarkan keterangan prasasti Tugu, setelah wafat pad tahun 382 M, Abu jenazahnya dilarungkan (dihanyutkan) di sungai Gomati (sekitar bekasi), maka itu kemudian dikenal sebagai Sang Lumahing Gomati. Ia lalu digantikan oleh anaknya, Rajarsi (rajaresi) Dharmayawarmanguru.
2. Dharmayawarman (mp. 382-395 M)
Dharmayawarman atau lengkapnya Rajarsi (Rajaresi) Dharmayawarmanguru yang berkuasa di Tarumanagara dari tahun 382-395 M, menggantikan ayahnya, Jayasingawarman. Dinamakan Rajarsi dan guru karena ia juga pemimpin agama.
Setelah meninggal ia dikenal dengan nama Lumah ri Chandrabaga karena dipusarakan di sungai Chandrabaga. Ia mempunyai 2 orang anak laki-laki dan seorang perempuan,. Putra pertamanya bernama Purnawarman, yang kemudian menggantikannya
3. Purnawarman (395-434 M)
Purnawarman merupakan raja ke-3 dan Raja terbesar Tarumanagara, yang memerintah selama 39 tahun (antara tahun 395 hungga 434 M). Ia naik tahta Tarumanagara menggantikan ayahnya, Dharmayawarman, dengan gelar Sri Maharaja Purnawarman Sang Iswara Digwijaya Bhimaarakrama Suryamahapurusa Jagatati atau Sang Pramdara Saktipurusa. Zaman Purnawarman merupakan zaman keemasan tarumanagara. Banyak prasasti memuat kebesaran namanya. Setidaknya ada 7 prasasti yag berkaitan dengannya. Dalam memerintah ia dibantu adiknya, Cakrawarman, yang menjadi panglima perang (didarat). Sedangkan pamanya, Nagawarman menjadi panglima angkatan laut. Dari prameswarinya, ia mempunyai beberapa anak laki-laki dan perempuan. Diantaranya Wisnuwarman, yang kemudian menggantikannya. Setelah meninggal, ia digelari Sang Lumahing Tarumanadi, karena abu jenazahnya dilarungkan di Sungai Citarum, dan tahta selalunjutnya jatuh kepada anak sulungnya, Wisnuwarman.
Dharmayawarman atau lengkapnya Rajarsi (Rajaresi) Dharmayawarmanguru yang berkuasa di Tarumanagara dari tahun 382-395 M, menggantikan ayahnya, Jayasingawarman. Dinamakan Rajarsi dan guru karena ia juga pemimpin agama.
Setelah meninggal ia dikenal dengan nama Lumah ri Chandrabaga karena dipusarakan di sungai Chandrabaga. Ia mempunyai 2 orang anak laki-laki dan seorang perempuan,. Putra pertamanya bernama Purnawarman, yang kemudian menggantikannya
3. Purnawarman (395-434 M)
Purnawarman merupakan raja ke-3 dan Raja terbesar Tarumanagara, yang memerintah selama 39 tahun (antara tahun 395 hungga 434 M). Ia naik tahta Tarumanagara menggantikan ayahnya, Dharmayawarman, dengan gelar Sri Maharaja Purnawarman Sang Iswara Digwijaya Bhimaarakrama Suryamahapurusa Jagatati atau Sang Pramdara Saktipurusa. Zaman Purnawarman merupakan zaman keemasan tarumanagara. Banyak prasasti memuat kebesaran namanya. Setidaknya ada 7 prasasti yag berkaitan dengannya. Dalam memerintah ia dibantu adiknya, Cakrawarman, yang menjadi panglima perang (didarat). Sedangkan pamanya, Nagawarman menjadi panglima angkatan laut. Dari prameswarinya, ia mempunyai beberapa anak laki-laki dan perempuan. Diantaranya Wisnuwarman, yang kemudian menggantikannya. Setelah meninggal, ia digelari Sang Lumahing Tarumanadi, karena abu jenazahnya dilarungkan di Sungai Citarum, dan tahta selalunjutnya jatuh kepada anak sulungnya, Wisnuwarman.
4. Wisnuwarman (434-455 M)
Wisnuwarman menggantikan ayahnya, Purnawarman dan berkuasa di tarumanagara dari tahun 434 sampai dengan 455 M, dengan gelar Sri Maharaja Wisnuwarman Iswara Digwijaya Tunggal Jagatpati. Wisnuwarman dinobatkan pada tanggal 14 paro terang bulan posdya tahun 356 saka (434 M). Tiga tahun setelah penobatannya, terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh pamannya, Cakrawarman, mahapatih di era ayahnya, (adik Purnawarman). Cakrawarman merasa bahwa dirinya yang lebih pantas dari Wisnuwarman sehingga memberontak selama 28 hari dari tanggal 14 parogelap bulan asuji sampai dengan 11 parogelap bulan kartika 350 saka atau bertepatan dengan 21 okteober sampai 18 november 437 M, tetapi gagal, dan dapat ditumpas. Wisnuwarman berkuasa selama 21 tahun (dari tahun 434-455 M). Prameswarinya bernama Suklawarmandewi, adik raja Bakulapura. Suklawarmandewi tidak memberinya keturunan,karena keburu meninggal akibat sakit. Yang menjadi prameswari selanjutnya adalah Suklawatidewi, putri Wiryabanyu yang terkenal kecantikaannya. Dari Suklawatidewi ini, Wisnuwarman memiliki beberapa putra. Putra sulungnya, yang bernaa Indrawarman kemudian menggantikannya.
Wisnuwarman menggantikan ayahnya, Purnawarman dan berkuasa di tarumanagara dari tahun 434 sampai dengan 455 M, dengan gelar Sri Maharaja Wisnuwarman Iswara Digwijaya Tunggal Jagatpati. Wisnuwarman dinobatkan pada tanggal 14 paro terang bulan posdya tahun 356 saka (434 M). Tiga tahun setelah penobatannya, terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh pamannya, Cakrawarman, mahapatih di era ayahnya, (adik Purnawarman). Cakrawarman merasa bahwa dirinya yang lebih pantas dari Wisnuwarman sehingga memberontak selama 28 hari dari tanggal 14 parogelap bulan asuji sampai dengan 11 parogelap bulan kartika 350 saka atau bertepatan dengan 21 okteober sampai 18 november 437 M, tetapi gagal, dan dapat ditumpas. Wisnuwarman berkuasa selama 21 tahun (dari tahun 434-455 M). Prameswarinya bernama Suklawarmandewi, adik raja Bakulapura. Suklawarmandewi tidak memberinya keturunan,karena keburu meninggal akibat sakit. Yang menjadi prameswari selanjutnya adalah Suklawatidewi, putri Wiryabanyu yang terkenal kecantikaannya. Dari Suklawatidewi ini, Wisnuwarman memiliki beberapa putra. Putra sulungnya, yang bernaa Indrawarman kemudian menggantikannya.
5. Indrawarman (mp. 455-515 M)
Idrawarman mennjadi penguasa Tarumanagara ke-6, menggantikan ayahnya, Wisnuwarman, yang bergelar Sri Maharaja Indrawarman Sang paramartha Saktimahaprabhawa lingga Triwikrama bhuwanatala, dan berkuasa selama 60 tahun (dari tahun 455- 515 M). Setelah meninggal, ia kemudian digantikan oleh putranya yang bernama Canrawarman.
6. Candrawarman (mp. 515-535 M)
Merupakan penguasa ke-6 Tarumanagara, menggantikan ayahnya, Indrawarman, dengan gelar Sri Maharaja Chandrawarman Sang Hariwangsa Purusasakti Suralagawageng Paramartha, yang bertahta dari tahun 515-535 M. Pada masanya menurut naskah Wangsakerta (pustaka Jayadhipa), banyak memberikan keleluasaan penguasa daerah dalam mengelola daerahnya (otonomi). Pada masa Candrawarman ini banyak penguasa yang menerima kekuasaanya didaerahnya sendiri karena kesetiaanya kepada Tarumanagara. Candrawaran kemudian digantikan oleh anaknya, Suryawarman.
7. Suryawarman (mp. 535-561 M)
Merupakan penguasa Tarumunagara yang ke-7, menggantikan ayahnya, Candrawarman. Ia banyak mengikuti kebijakan ayahnya dalam memberikan otonomi yang luas kepada daerah kekuasaanya. Suryawarman tidak hanya melanjutkan kebijakan ayahnya yang memberikan kepercayaan lebih banyak kepada raja-raja daerah untuk mengurus pemerintahan sendiri, melainkan juga mengalihkan perhatiannya ke daerah timur. Misalnya pada tahun 526 M, Manikmaya, menantunya, mendirikan kerajaan baru di daerah Kendan (daerah Nagreg, suatu daerah antara Bandung dan Garut). Sedang putra Manikmaya yang bernama Suraliman, tinggal bersama kakeknya di ibukota Tarumanagara, dan kemudian menjadi panglima angkatan perang kerajaan. Perkembangan daerah timur menjadi lebih berkembang ketika cicit (bao) Manikmaya, Wretikandayun, mendirikan kerajaan galuh., pada tahun 612 M.
8. Kertawarman (561-628 M)
Kertawarman naik tahta Tarumanagara menggantikan maharaja Suryawarman. Ia berkuasa dari tahun 561 hingga 628 M. Ia kemudian digantikan oleh sudhawarman.
9. Sudhawarman (628-639 M)
Sudhawarman menjadi penguasa Tarumanagara ke-9, yang berkuasa dari tahun 628-639 M. Pada masanya diwilayah timur mulai berkembang kerajaan Galuh, yang didirikan oleh cicit Suryawarman, Wretikandayun. Pada masa Sudhawarman sudah nampak kemunduran dari Tarumanagara, hal ini diperparah oleh penggantinya, Dewamurti yang terkenal sebagai penguasa yang kejam, dan tanpa belas kasih.
10. Hariwangsawarman (639-640 M)
Hariwangsawarman atau dewamurti naik tahta Tarumanagara ke10, menggantikan Sudhawarman. Dewamurti dianggap sebagai penguasa yang kasar dan tanpa belas kasih (kejam), hingga akhirnya ia dibunuh oleh Brajagiri, anak angkat Kertawarman, raja tarmanagara ke-8, yang ia permalukan. Brajagiri sendiri tewas dibunuh oleh Sang Nagajaya menantu Dewamurti.
11. Nagayawarman (640-666 M)
Nagajaya mewarisi tahta dari mertuanya, Dewamurti Hariwangsawarman, dengan gelar Maharaja Nagajayawarman Darmastya Cupjayasatru. Ia berasal dari Cupunagara, kerajaan bawahan Tarumanagara. Nagajayawarman memerintah Tarumanagara sejak tahun 562-588 saka (640-666 M). Setelah ia wafat kemudian digantikan oleh Linggawarman.
12. Linggawarman (mp. 666-669 M)
Linggawarman dinobatkan sebagai raja Tarumanagara ke-12, menggantikan Nagajayawarman, dengan gelar Srimaharaja Linggawarman Atmahariwangsa Panunggalan Tirthabumi. Ia merupakan raja terakhir Tarumanagara, yang memerintah hanya 3 tahun dari tahun 666 hingga 669 M. Ia menikah dengan Dewi Ganggasari dari Indraprahasta, suatu kerajaan otonom di daerah Cirebon sekarang. Dari Ganggasari, ia memiliki 2 anak, yang keduanya perempuan. Yang pertama, Dewi Manasih, menikah dengan Tarusbawa dari Sundasambawa. Sedanglan yang kedua, Sobakancana menikah dengan Dapuntahyang Sri Jayanasa, yang selanjutnya mendirikan kerajaan Sriwijaya. Setelah ia meninggal dunia, kekuasaan jatuh ke tangan menantunya, Tarusbawa. Dan Tarusbawa ini kemudian memidahkan ibukotanya, di sekitar sungai Pakancilan.
Transisi Tarumanagara ke Kerajan Sunda
Tarumanagara hanya mengalami masa pemerintahan 12 orang raja. Raja terakhir Linggawarman tidak mempunyai anak laki-laki. Ia mempunyai 2 anak laki-laki. Ia mempunyai 2 anak perempuan, yang sulung bernama Manasih menjadi istri Tarusbawa dan yang kedua, Subakancana menjadi istri Depuntahyang Srijayanasa, pendiri kerajaan Sriwijaya. Tarusbawa (mp. 669-723 M), yang berasal dari kerajaan Sunda Sumbawa menggantikan mertuanya menjadi penguasa tarumanagara ke-13. Karena pamor Tarumanagara, ia ingin mengembalikan keharuman zaman Purnawarman yang berkedudukan di purasaba (ibukota) Sundapura. Dengan demikian sejak tahun 670 M, nama kerajaan Tarumanagara berubah menjadi kerajaan Sunda.
Tarumanagara hanya mengalami masa pemerintahan 12 orang raja. Raja terakhir Linggawarman tidak mempunyai anak laki-laki. Ia mempunyai 2 anak laki-laki. Ia mempunyai 2 anak perempuan, yang sulung bernama Manasih menjadi istri Tarusbawa dan yang kedua, Subakancana menjadi istri Depuntahyang Srijayanasa, pendiri kerajaan Sriwijaya. Tarusbawa (mp. 669-723 M), yang berasal dari kerajaan Sunda Sumbawa menggantikan mertuanya menjadi penguasa tarumanagara ke-13. Karena pamor Tarumanagara, ia ingin mengembalikan keharuman zaman Purnawarman yang berkedudukan di purasaba (ibukota) Sundapura. Dengan demikian sejak tahun 670 M, nama kerajaan Tarumanagara berubah menjadi kerajaan Sunda.
NAMA LAIN TIGA BELAS RAJA TARUMA NAGARA
1. Sri Baginda Maha Raja Diraja Guru Jaya Singa Warman Jagat Pati/Manik Maya
2. Sri Baginda Maha Raja Resi Prabu Darmansyah Warman Jagat Pati
3. Sri Baginda Maha Raja Purnawarman/Raja Resi Dewa Raja/Bima Prakarma Sang Iswara Digwijaya Surya Maha Purusa Jagat Pati/Sang Hyang Bhatara Surya
4. Sri Baginda Maha Raja Surya Warman Jagat Pati /Kamajaya
5. Sri Baginda Maha Raja Wisnu Warman Jagat Pati/Raja Resi Dewa Raja ke 2
6. Sri Baginda Maha Raja Indra Warman Jagat Pati/Raga Sakti
7. Sri Baginda Maha Raja Candra Warman Jagat Pati/Pangeran Rama Jaksa Patikusuma
8. Sri Baginda Maha Raja Samba Warwan Jagat Pati/Pangeran Sanggabasah
9. Sri Baginda Maha Raja Prabu Kerta Warman Jagat Pati
10. Sri Baginda Maha Raja Satapa Suda Warman Jagat Pati/Bhatara Brahma
11. Sri Baginda Maha Raja Murti Warman/Dewa Murti Warman Jagat Pati
12. Sri Baginda Maha Raja Prabu Naga Jaya Warman Dharma Satya Cipu Jaga Satru
13. Sri Baginda Maha Raja Resi Guru Linggawarman Padma Hariwangsa Panunggalan Tirta Bhumi / Pangeran Lingga Kusumayudha
2. Sri Baginda Maha Raja Resi Prabu Darmansyah Warman Jagat Pati
3. Sri Baginda Maha Raja Purnawarman/Raja Resi Dewa Raja/Bima Prakarma Sang Iswara Digwijaya Surya Maha Purusa Jagat Pati/Sang Hyang Bhatara Surya
4. Sri Baginda Maha Raja Surya Warman Jagat Pati /Kamajaya
5. Sri Baginda Maha Raja Wisnu Warman Jagat Pati/Raja Resi Dewa Raja ke 2
6. Sri Baginda Maha Raja Indra Warman Jagat Pati/Raga Sakti
7. Sri Baginda Maha Raja Candra Warman Jagat Pati/Pangeran Rama Jaksa Patikusuma
8. Sri Baginda Maha Raja Samba Warwan Jagat Pati/Pangeran Sanggabasah
9. Sri Baginda Maha Raja Prabu Kerta Warman Jagat Pati
10. Sri Baginda Maha Raja Satapa Suda Warman Jagat Pati/Bhatara Brahma
11. Sri Baginda Maha Raja Murti Warman/Dewa Murti Warman Jagat Pati
12. Sri Baginda Maha Raja Prabu Naga Jaya Warman Dharma Satya Cipu Jaga Satru
13. Sri Baginda Maha Raja Resi Guru Linggawarman Padma Hariwangsa Panunggalan Tirta Bhumi / Pangeran Lingga Kusumayudha
Tidak ada komentar