Nenek Moyang Bangsa Nusantara adalah Bangsa Lemuria?
Untuk pertama kalinya, lebih dari 90 ilmuwan dari konsorsium Pan-Asian SNP dinaungi oleh Human Genome Organisation (HUGO) melakukan studi terhadap 73 populasi Asia Tenggara dan Asia Timur untuk mempelajari pola migrasi dalam sejarah manusia dan hubungan antara genetik dan penyakit. Hasil riset terbaru deoxyribonucleic acid atau DNA tentang asal-usul manusia Asia menunjukkan bahwa Asia Tenggara merupakan sumber geografis utama dari populasi di Asia yang kemudian menyebar ke utara. "Nenek-moyang bangsa-bangsa Asia yang keluar dari Afrika sekitar.
100.000 tahun lalu itu menyusuri sepanjang pesisir selatan ke arah timur dan lebih dulu berpusat di Asia Tenggara sekitar 60.000 tahun lalu, baru kemudian menyebar ke berbagai kawasan di utaranya di Asia," kata Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof Dr Sangkot Marzuki kepada pers di Jakarta, Jumat (11/12/2009).
Menurut Sangkot Marzuki, kesimpulan terbaru ini membantah teori sebelumnya yang menyebut bahwa ada jalur majemuk migrasi nenek moyang bangsa Asia, yakni melalui jalur utara dan jalur selatan, serta membantah bahwa bangsa Asia Tenggara (yang berbahasa Austronesia) berasal dari Taiwan. Hal itu terlihat pula dari keanekaragaman genetik yang makin ke selatan semakin tinggi, sedangkan etnik-etnik di kawasan Asia lebih utara lebih homogen. Demikian dikatakan Sangkot yang merupakan salah satu pemrakarsa riset tersebut.
Riset ini dilakukan oleh lebih dari 90 ilmuwan dari konsorsium Pan-Asian SNP (Single-Nucleotide Polymorphisms) dinaungi Human Genome Organization (Hugo) yang meneliti 73 populasi etnik Asia di 10 negara (Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, India, China, Korea, Jepang, dan Taiwan) dengan total sekitar 2.000 sampel. Ernst Haeckel, (16 Februari, 1834 – 9 Agustus,1919), seorang taksonomis German penganut teori Darwin, pernah mengusulkan Lemuria sebagai “kunci” dari mata rantai yang hilang dari beberapa temuan fosil.
Menurut beberapa sumber; Haeckel pernah menyatakan bahwa untuk melacak asal usul manusia amat sulit ,dan dia juga mengklaim bahwa banyak jejak fosil yang tidak dapat ditemukan karena sudah tenggelam di dasar laut. Ketika Charles Darwin menerbitkan bukunya “On the Origin of Species by Means of Natural Selection” pada tahun 1859,yang menyebutkan bahwa nenek moyang manusia tidak dapat ditemukan.Haeckel menduga bahwa nenek moyang manusia diperkirakan berasal dari Hindia Belanda (sekarang Indonesia),dan menjelaskan teorinya dengan sangat detail.
Dalam sebuah ekspedisi yang dilaksanakan atas perintahnya, salah satu muridnya ; Eugene Dubois berhasil menemukan apa yang kemudian dikenal sebagai Manusia Jawa,yaitu sesosok fosil manusia purba yang berhasil ditemukan,yang di kemudian hari dikenal dengan nama Homo erectus. Lemuria merupakan peradaban kuno yang muncul terlebih dahulu sebelum peradaban Atlantis.Lokasinya diperkirakan berada di antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.Para peneliti menempatkan era peradaban Lemuria disekitar periode 75000 SM - 11000 SM.
Jika kita lihat dari
periode itu,Bangsa Atlantis dan Lemuria seharusnya pernah hidup bersama
selama ribuan tahun lamanya.
Gagasan bahwa Benua Lemuria terlebih dahulu eksis dibanding peradaban
Atlantis dan Mesir Kuno dapat kita peroleh penjelasannya dari sebuah
karya Augustus Le Plongeon (1826-1908), seorang peneliti dan penulis pada
abad ke -19 yang mengadakan penelitian terhadap situs-situs purbakala
peninggalan Bangsa Maya di Yucatan. Informasi tsb diperoleh setelah
keberhasilannya menterjemahkan beberapa lembaran catatan kuno
peninggalan Bangsa Maya.
Dari hasil terjemahan,diperoleh beberapa informasi yang menunjukkan
hasil bahwa Bangsa Lemuria memang berusia lebih tua daripada peradaban
nenek moyang mereka (Atlantis).
Namun dikatakan juga,bahwa mereka pernah
hidup dalam periode waktu yang sama, sebelum kemudian sebuah bencana
gempa bumi dan air bah dasyat meluluh lantahkan dan menenggelamkan kedua
peradaban maju masa silam tersebut.
Hingga saat ini,letak dari Benua Lemuria pada masa silam masih menjadi
sebuah kontroversi,namun berdasarkan bukti arkeologis dan beberapa teori
yang dikemukakan oleh para peneliti,kemungkinan besar peradaban
tersebut berlokasi di Samudera Pasifik (disekitar Indonesia sekarang).
Banyak arkeolog memepercayai bahwa Pulau Paskah yang misterius itu
merupakan bagian dari Benua Lemuria.Hal ini jika dipandang dari ratusan
patung batu kolosal yang mengitari pulau dan beberapa catatan kuno yang
terukir pada beberapa artifak yang mengacu pada bekas-bekas peninggalan
peradaban maju pada masa silam.
Mitologi turun temurun para suku Maori dan Samoa yang menetap
dipulau-pulau disekitar Samudera Pasifik juga menyebutkan bahwa dahlulu
kala pernah ada sebuah daratan besar di Pasifik yang yang hancur
diterjang oleh gelombang pasang air laut dahsyat (tsunami),namun
sebelumnya bangsa mereka telah hancur terlebih dahulu akibat peperangan.
Keadaan Lemuria sendiri digambarkan sangat mirip dengan peradaban
Atlantis,memiliki tanah yang subur,masyarakat yang makmur dan penguasaan
terhadap beberapa cabang ilmu pengetahuan yang mendalam.
Faktor-faktor tersebut tentunya menjadi sebuah landasan pokok bagi
Bangsa Lemuria untuk berkembang pesat menjadi sebuah peradaban yang maju
dan memiliki banyak ahli/ilmuwan yang dapat menciptakan terobosan baru
dalam perkembangan peradaban mereka.
Seperti banyak dikemukakan oleh beberapa pakar spiritual dan arkeologi
,bahwa bangsa Lemurian dan Atlantean menggunakan kristal secara intensif
dalam kehidupan mereka.
Kuil-kuil Lemuria dan Atlantis diperkirakan menempatkan sebuah kristal
generator raksasa yang dikelilingi oleh kristal-kristal lain, baik
sebagai sumber tenaga maupun untuk berbagai penyembuhan. Namun, berbeda dengan bangsa Atlantis yang lebih mengandalkan
fisik,teknologi dan gemar berperang,Bangsa Lemuria justru dipercaya
sebagai manusia-manusia dengan tingkat evolusi dan spiritual yang
tinggi,sangat damai dan bermoral.
Menurut Edgar Cayce,munculnya Atlantis sebagai suatu peradaban super
power pada saat itu (kalau sekarang mirip Amerika Serikat) membuat
mereka sangat ingin menaklukkan bangsa-bangsa didunia,diantaranya Yunani
dan Lemuria yang dipandang oleh para Atlantean sebagai peradaban yang
kuat.
Berbekal peralatan perang yang canggih serta strategi perang yang
baik,invansi Atlantis ke Lemuria berjalan seperti yang diharapkan.
Karena sifat dari Lemurian yang menjunjung tinggi konsep
perdamaian, mereka tidak dibekali dengan teknologi perang secanggih
bangsa Atlantean,sehingga dalam sekejap,Lemuria pun jatuh ketangan
Atlantis.
Para Lemurian yang berada dalam kondisi terdesak,ahirnya banyak
meninggalkan bumi untuk mencari tempat tinggal baru di planet lain yang
memiliki karakteristik mirip bumi,mungkin keberadaan mereka saat ini
belum kita ketahui.
Sementara semenjak kekalahannya oleh bangsa Atlantis, otomatis wilayah
Lemuria dikuasai oleh para Atlantean, sampai saat ahirnya daratan itu
diterpa oleh bencana yang sangat dasyat yang kemudian menenggelamkannya
bersama beberapa daratan lainnya,termasuk diantaranya Atlantis itu
sendiri.
Menurut Sangkot, kesimpulan dari riset yang memakan waktu tiga tahun dan
telah dirilis di jurnal Science pada 10 Desember 2009 berjudul "Mapping
Human Genetic Diversity in Asia" itu jauh lebih akurat dibanding
riset-riset sebelumnya yang hanya menggunakan DNA mitokondria atau
kromosom Y karena menganalisis seluruh kromosom.
Studi ini juga menjelaskan bahwa di masa lalu terdapat satu jalur utama
migrasi manusia ke Asia, yaitu melalui Asia Tenggara, bukan jalur
migrasi majemuk melalui jalur utara dan selatan, sebagaimana banyak
dikemukakan sebelumnya.
"Hal ini berarti nenek moyangnya orang China adalah orang Asia Tenggara,
bukan sebaliknya," kata Prof Sangkot Marzuki, direktur lembaga Eijkman
yang juga penggagas studi ini, dalam acara seminar 'Mapping Human
Genetic Diversity in Asia' di gedung Lembaga Biologi Molekul Eijkman,
Jakarta, Jumat (11/12/2009).
Tidak ada komentar