Urutan Waktu Sejarah Pulau Sumatra Sejak 75.000 SM - 2017 M
Kronologi sejarah pulau Sumatra dari tahun 75.000 Sebelum Masehi sampai 2017. Dimulai dari erupsi dahsyat Gunung Toba, terbentuknya pulau Sumatra dan sekitarnya, kemunculan serangkaian kebudayaan maju, tumbuhnya beberapa kerajaan kuno seperti Koying dan Tupo, kebangkitan kemaharajaan Sriwijaya, invasi bangsa Tamil Chola, pendudukan oleh imperium Hindu-Buddha dari Jawa, abad kejayaan negeri-negeri Islam, kolonialisme Belanda dan Inggris, hingga lahirnya negara Indonesia, Malaysia, dan Singapura... Semoga bermanfaat! :>
------
Sebelum Masehi:
- 75000 SM - Erupsi Gunung Toba. Letusan dahsyat dari sebuah supervulkano yang menyebabkan perubahan iklim yang dikatakan hampir memusnahkan populasi manusia modern saat itu. Manusia itu sendiri sebenarnya belum sampai ke Sumatra, gelombang migrasi mereka dari Afrika ikut terhenti untuk sementara akibat erupsi ini. Gunung Toba kemudian tenggelam dan kalderanya membentuk sebuah danau besar yang juga bernama sama.
- 25000 SM - Gelombang pertama manusia modern sampai di benua kuno Sunda, termasuk Sumatra.
- 22000 SM - Kebudayaan Padang Bindu muncul di Ogan Komering Ulu, Sumatra Selatan.
- 10000 SM - Zaman Es (Kala Pleistosen) berakhir. Zaman Modern (Kala Holosen) pun dimulai. Benua Sunda lenyap akibat kenaikan permukaan laut, dan berubah menjadi sebagian dari kepulauan yang kini dikenal sebagai Nusantara.
- 9000 SM - Kebudayaan Kerinci muncul di Jambi.
- 7000 SM - Kebudayaan maju muncul di sepanjang pantai timur Langsa-Langkat.
- 4000 SM - Tahap kedua kebudayaan Padang Bindu.
- 3500 SM - Kebudayaan maju diperkirakan muncul di Aceh.
- 3000 SM - Kebudayaan maju muncul di Barus dan Minangkabau, serta pulau Nias.
- 2500 SM - Kebudayaan maju muncul di Lampung.
- 2000 SM - Padang Bindu digantikan oleh kebudayaan Pasemah, yang kemudian menyebar ke Pagaralam, Lahat, dan Bengkulu.
- 1000 SM - Barus berkembang menjadi kota pelabuhan yang ramai.
- 900 SM - Luhak Nan Tigo berkembang menjadi kebudayaan Pariaman.
- 400 SM - Kebudayaan maju muncul di wilayah Lubuk Jambi (Kuantan Singingi-Indragiri-Tebo).
- 200 SM - Peradaban awal suku Tumi berkembang di Lampung.
- 100 SM* - Peradaban awal Bukit Bakar diperkirakan muncul di Kuantan Singingi.
- 1 SM* - Bukit Bakar diperkirakan berkembang menjadi kerajaan Kandis.
Abad 1-4:
- 150 M - Ptolemeus menyebutkan Barus sebagai sebuah pelabuhan dagang penting di Timur Jauh dalam salah satu karya tulisnya. Diperkirakan Barus telah berkembang menjadi sebuah peradaban maju.
- 200 M - Kerajaan Skala Brak Hindu berdiri di Lampung Barat. Kandis diperkirakan mengalami gejolak politik, menyebabkan beberapa wilayah melepaskan diri.
- 206 M* - Kandis menaklukkan Koto Alang yang memberontak. Rajanya melarikan diri ke Pariaman, kemudian mengembangkan wilayah tersebut menjadi sebuah peradaban awal.
- 210 M* - Negeri Jambi Kuno diperkirakan muncul di pesisir Teluk Wen yang kini menjadi Muara Tebo. Negeri ini kemudian menaklukkan Kandis.
- 220 M - Kerajaan Koying berdiri di pedalaman Kerinci.
- 245 M - Kerajaan Tupo muncul menggantikan kedudukan Jambi Kuno.
- 280 M - Koying menaklukkan Tupo.
- 340 M - Peradaban Tulang Bawang muncul di Lampung.
- 400 M - Teluk Wen diperkirakan lenyap akibat pendangkalan berkepanjangan. Koying memindahkan pusat pelabuhan dagang ke Kuala Tungkal.
Abad 5-6:
- 441 M - Kerajaan Kandali (Kantoli) muncul di Kuala Tungkal sebagai bawahan Koying, diperkirakan didirikan oleh perantau dari Kuntala, India.
- 454 M - Kandali merdeka dari Koying.
- 499 M - Tulang Bawang berkembang menjadi kerajaan.
- 512 M - Kerajaan Nagur muncul di Simalungun, didirikan oleh perantau dari Nagore, India.
- 540 M - Peradaban Kota Kapur berkembang di pesisir barat pulau Bangka.
- 563 M - Utusan terakhir Kandali ke negeri Cina.
Abad 7:
- 644 M - Kerajaan Koying digantikan oleh Jambi Melayu yang berpusat di Minanga.
- 650 M - Dapunta Hyang Sri Jayanasa, diperkirakan seorang bangsawan Skala Brak, mendirikan kedatuan Sriwijaya di pedalaman Ogan Komering Ulu.
- 670 M - Sriwijaya berevolusi menjadi kerajaan.
- 671 M - Seorang biksu Tang bernama I-Tsing dari Kanton mengunjungi Sumatra dan menetap di Sriwijaya selama enam bulan sebelum melanjutkan perjalanan ke Nagapattam di India.
- 672 M - Suatu perkampungan Arab Muslim berkembang di Barus. Ini merupakan komunitas Islam pertama yang ada di Nusantara.
- 682 M - Prasasti Kedukan Bukit. Sriwijaya memulai penaklukkan terhadap negeri-negeri di sekitarnya.
- 683 M - Sriwijaya berhasil menundukkan Jambi Melayu, dan menjadikan negeri-negeri di Lampung sebagai bawahannya. Jayanasa lalu mendirikan kota Palembang dan menjadikannya sebagai ibukota yang baru.
- 684 M - Prasasti Talang Tuo.
- 685 M - I-Tsing telah menyelesaikan studinya di India dan singgah kembali di Sumatra, mendapati bahwa sebagian besar pulau tersebut telah takluk di bawah hegemoni Sriwijaya.
- 686 M - Prasasti Kota Kapur. Sriwijaya menaklukkan Bangka-Belitung. Sriwijaya kemudian juga menduduki pesisir Sunda.
- 688 M - Sriwijaya berturut-turut menaklukkan Riau, Rokan, Kampar, Kuantan, Mandailing, Barus, Asahan, Bintan, Kelantan, Pahang, dan Kedah.
- 692 M - Jayanasa wafat.
- 700 M - Kebudayaan maju diperkirakan berkembang di pulau Simeulue.
Abad 8:
- 704 M - Sri Indrawarman naik tahta sebagai Maharaja Sriwijaya.
- 713 M - Sriwijaya mengirim utusan pertamanya ke Tiongkok (dinasti Tang).
- 718 M - Sriwijaya menjalin hubungan diplomatik dengan Kekhalifahan Islam Umayyah di Arabia. Indrawarman mengirim sepucuk surat kepada Khalifah Umar bin Abdul Aziz berisi ketertarikannya pada Islam dan permintaan untuk mengirim ulama yang dapat menjelaskan ajaran itu kepadanya.
- 739 M - Sriwijaya menjadikan kerajaan Sunda dan Galuh di Jawa Barat sebagai bawahannya.
- 752 M - Sriwijaya menaklukkan Kalingga di Jawa Tengah.
- 775 M - Dinasti Sailendra menjadi penguasa di Sriwijaya dan Mataram (Jawa). Dharanindra naik tahta sebagai Maharaja yang menyatukan kedua negara tersebut. Candi Borobudur mulai dibangun di Jawa. Prasasti Ligor. Sailendra berturut-turut menaklukkan Tambralingga (Nakhon Si Thammarat) dan Patani di Thailand Selatan.
- 777 M - Kerajaan Jeumpa didirikan di Bireuen oleh Pangeran Syahriansyah Salman dari Persia.
- 787 M - Sailendra menyerang Champa di Vietnam Selatan dan Chenla di Kamboja.
- 792 M - Samaratungga naik tahta sebagai Maharaja Sailendra.
Abad 9:
- 802 M - Penguasa Kamboja Jayawarman II memerdekakan diri dari Sailendra dan mendirikan kerajaan Khmer.
- 825 M - Candi Borobudur selesai dibangun.
- 840 M - Kesultanan Perlak berdiri di Aceh Timur, didirikan oleh perantau dari Persia.
- 847 M - Perpecahan Sailendra. Rakai Pikatan dari dinasti Sanjaya melepaskan Mataram dari pengaruh Sailendra. Balaputradewa, putra mahkota Sailendra di Jawa terpaksa menyingkir ke Sumatra.
- 850 M - Kerajaan Tambusai berdiri di Rokan Hulu sebagai bawahan Sriwijaya.
- 851 M - Kerajaan Lamuri diperkirakan berdiri di Aceh Besar.
- 856 M - Balaputradewa diangkat menjadi Maharaja Sriwijaya.
- 860 M - Prasasti Nalanda. Sriwijaya menjalin hubungan diplomatik dengan kerajaan Pala di India. Balaputradewa mendirikan sebuah biara di Nalanda sebagai bentuk persahabatan tersebut.
Abad 10:
- 913 M - Perlak dilanda perang saudara antara kaum Sunni dan Syiah.
- 915 M - Perang sipil Perlak berakhir dengan kemenangan kaum Syiah.
- 918 M - Sultan Alaiddin Mughat Syah wafat. Kaum Sunni kembali memegang tampuk kepemimpinan di Perlak.
- 927 M - Sriwijaya memulai invasi terhadap Mataram.
- 929 M - Perang Sriwijaya-Mataram berakhir dengan kekalahan Sriwijaya. Mataram berganti nama menjadi Medang.
- 943 M - Sriwijaya berturut-turut menaklukkan Lamuri, Pedir, dan Jeumpa.
- 986 M - Perlak kembali terpecah menjadi dua, Perlak Pesisir yang diperintah oleh kaum Syiah dan Perlak Pedalaman pimpinan kaum Sunni.
- 988 M - Sriwijaya menggempur Perlak. Sultan Syiah tewas dalam pertempuran. Perlak kembali disatukan oleh Sultan Sunni dan melanjutkan perjuangan melawan pendudukan Sriwijaya. Armada Medang dari Jawa menyerang kota Palembang, namun dapat dipukul mundur oleh laskar Sriwijaya.
- 990 M - Medang kembali menyerang Palembang dan berhasil mendudukinya.
- 992 M - Pasukan Sriwijaya merebut kembali kota Palembang.
- 997 M - Prasasti Hujung Langit. Lampung jatuh ke dalam kekuasaan Medang.
Abad 11:
- 1006 M - Perang Perlak-Sriwijaya berakhir. Perlak akhirnya takluk pada Sriwijaya.
- 1016 M - Sriwijaya merebut kembali pesisir Sumatra Selatan dan Lampung setelah pusat kerajaan Medang di Jawa runtuh akibat serangan dari Lwaram, salah satu negara sekutu Sriwijaya.
- 1023 M - Sriwijaya mendirikan pemerintahan langsung di Perlak.
- 1024 M - Kerajaan Tamil Chola dari India Selatan memulai invasi militer terhadap Sumatra dan Malaya.
- 1025 M - Chola menaklukkan Sriwijaya. Palembang dijarah dan rajanya ditawan. Pasukan Chola kemudian lanjut menaklukkan Panai dan Nagur, serta negeri-negeri di Malaya.
- 1028 M - Rajendra Chola menunjuk Sri Dewa sebagai raja baru Sriwijaya dibawah dinasti Chola.
- 1029 M - Chola menaklukkan Batak Tua dan Barus. Sama halnya dengan Maharaja Sriwijaya, penguasa Batak juga ditangkap dan menjadi tawanan perang.
- 1030 M - Kerajaan Hatorusan berdiri di Batak sebagai bawahan Chola, menggantikan kedudukan Batak Tua. Al-Biruni dari Persia mengunjungi Sriwijaya. Sunda-Galuh merdeka dari Sriwijaya.
- 1066 M - Sriwijaya merdeka dari Chola. Hubungan antara keduanya pun pulih kembali.
- 1067 M - Pangeran Divakara, keponakan Rajendra Chola mengabdi pada Sriwijaya kemudian dikirim sebagai duta besar ke Cina.
- 1068 M - Pemberontakan Kedah. Berhasil dipadamkan oleh Sriwijaya dengan bantuan armada Chola.
- 1088 M - Suryanarayana yang bergelar Sri Maharaja Tribuana Mauliwarmadewa mendirikan dinasti Mauli di Dharmasraya. Negeri ini menguasai Pariaman, Riau, dan Jambi, kemudian menjadikan Sriwijaya sebagai bawahannya.
- 1100 M - Kerajaan Bintan berdiri di kepulauan Riau. Wilayahnya meliputi pulau-pulau di antara Sumatra dan Malaya seperti Bintan dan Batam, termasuk Tumasik.
Abad 12:
- 1150 M - Tuanku Bagindo Ratu naik tahta di Dharmasraya, bergelar Sri Maharaja Srimat Trailokyaraja.
- 1158 M - Ibukota kerajaan Bintan dipindahkan ke pulau Tumasik.
- 1174 M - Dharmasraya menyerang Hatorusan dan menaklukkan Barus.
- 1178 M - Dharmasraya menundukkan mantan jajahan Sriwijaya yang belum takluk di seantero Tanah Melayu secara berturut-turut.
- 1183 M - Prasasti Grahi. Dharmasraya menaklukkan Tambralingga, kemudian menanamkan kekuasaan langsung di Palembang, mengakhiri riwayat Sriwijaya.
Abad 13:
- 1230 M - Di Semenanjung, Tambralingga merdeka dari Dharmasraya.
- 1250 M - Kerajaan Siguntur berdiri di pedalaman Pariaman. Dharmasraya kemungkinan memindahkan ibukotanya ke Jambi setelah pusat kekuasaan di Pariaman direbut oleh Siguntur.
- 1258 M - Kerajaan Aru muncul di Tanah Karo, Simalungun.
- 1267 M - Marah Silu, diperkirakan seorang keturunan bangsawan Nagur, mendirikan kesultanan Pasai dan bergelar Sultan Malikussaleh. Dharmasraya kehilangan kontrol atas negeri-negeri di Aceh dan Simalungun.
- 1275 M - Kerajaan Singhasari dari Jawa memulai ekspedisi penaklukkan Tanah Melayu.
- 1282 M - Kaisar Mongol Kublai Khan mengirim utusan ke Aru menuntut agar negeri tersebut tunduk pada dinasti Yuan.
- 1284 M - Pasukan Singhasari menggempur pusat pertahanan Dharmasraya di Jambi.
- 1285 M - Kerajaan Nagur runtuh, kemungkinan besar akibat ditaklukkan oleh Aru.
- 1286 M - Prasasti Padang Roco. Dharmasraya takluk oleh Singhasari, ditandai dengan dikirimkannya dua orang putri Dharmasraya ke pusat kekuasaan Singhasari di Jawa.
- 1288 M - Singhasari berturut-turut menaklukkan Riau dan Pahang.
- 1289 M - Singhasari menggempur Nagur, Aru, dan Pasai, namun dapat dipukul mundur.
- 1290 M - Penguasa Aru memeluk Islam. Negeri ini pun menjadi kesultanan. Di tahun yang sama, Aru menjadi bawahan dinasti Yuan dan mengirim upeti ke Khanbaliq.
- 1292 M - Perlak menjadi bawahan Pasai. Aru takluk pada Singhasari.
- 1293 M - Armada Yuan-Mongol dari Khanbaliq mendarat di pulau Bangka. Mereka mendirikan permukiman dan menetap di sana selama beberapa bulan sebelum menuju ke Jawa untuk melancarkan invasi terhadap Singhasari. Marco Polo dari Venesia mengunjungi Sumatra dan singgah di Pasai. Rombongan ekspedisi Pamalayu kembali ke Jawa. Satu divisi pasukan memutuskan tetap tinggal di Simalungun dan mendirikan kerajaan Silo. Aru, Palembang, dan negeri-negeri di Malaya memerdekakan diri setelah pusat kekuasaan Singhasari di Jawa runtuh akibat konflik internal dan invasi Yuan-Mongol. Sementara Dharmasraya tetap menjadi bawahan Singhasari, yang telah digantikan kedudukannya oleh Majapahit.
- 1294 M - Adityawarman (diperkirakan orang yang sama dengan Arya Damar) lahir.
- 1297 M - Sultan Malikussaleh wafat.
- 1298 M - Raja Kecik Mambang mendirikan kerajaan Keritang di Indragiri sebagai bawahan Majapahit.
- 1299 M - Sang Nila Utama, seorang pangeran Bintan mendirikan kerajaan Singapura di Tumasik.
Abad 14:
- 1301 M - Aru berturut-turut menaklukkan Rokan, Kampar, Riau, dan Kandis. Armada Aru mengusir sisa pasukan Singhasari yang berjaga di sana.
- 1308 M - Adityawarman diangkat menjadi perwakilan (bupati) Majapahit atas Dharmasraya.
- 1309 M - Jayanagara, seorang keturunan Dharmasraya naik tahta sebagai raja kedua Majapahit.
- 1310 M - Catatan Jamiul Tawarikh menyebutkan bahwa Aru menjadi salah satu pusat perdagangan di selat Malaka.
- 1316 M - Akarendrawarman naik tahta di Dharmasraya.
- 1326 M - Pasai menaklukkan Tamiang.
- 1337 M - Sumpah Palapa Gajah Mada. Ia menyebutkan Aru, Palembang, dan Pahang di antara negeri-negeri yang hendak ditaklukkannya.
- 1339 M - Di bawah pimpinan Gajah Mada, Majapahit memulai invasi terhadap negeri-negeri yang belum tunduk di Sumatra dan Malaya. Berturut-turut Palembang, Aru, dan Silo takluk. Adityawarman diangkat sebagai gubernur Majapahit atas Sumatra.
- 1345 M - Ibnu Battutah dari Maroko mengunjungi Sumatra dan singgah di Pasai. Barus mengalami islamisasi dan menjadi kesultanan di bawah kekuasaan Hatorusan. Majapahit melancarkan invasi gagal terhadap Tanah Batak. Si Raja Batak diperkirakan lahir di Hatorusan.
- 1347 M - Adityawarman mendirikan kerajaan Malayapura di Pariaman sebagai bawahan Majapahit, sekaligus menggantikan kedudukan Siguntur. Wilayah Pariaman berganti nama menjadi Minangkabau.
- 1349 M - Malayapura berganti nama menjadi Pagaruyung. Adityawarman tetap sebagai penguasanya. Majapahit menyerang Pasai, dipimpin langsung oleh Gajah Mada.
- 1350 M - Perang Pasai-Majapahit berakhir dengan kekalahan Pasai. Armada Gajah Mada kemudian lanjut menundukkan Pidie dan Lamuri.
- 1358 M - Majapahit menggempur Singapura, namun dapat dipukul mundur.
- 1364 M - Pagaruyung menggempur Barus. Si Raja Batak yang menetap di sana menyingkir dan mundur ke Toba.
- 1365 M - Puncak kejayaan Majapahit di bawah pimpinan Prabu Hayam Wuruk. Kakawin Nagarakretagama selesai ditulis oleh Prapanca, yang menyebutkan daftar wilayah kekuasaan Majapahit dan negeri-negeri sahabatnya.
- 1375 M - Prasasti Batusangkar. Ananggawarman naik tahta di Pagaruyung menggantikan Adityawarman.
- 1376 M - Adityawarman wafat.
- 1377 M - Pagaruyung, Palembang, dan Dharmasraya melancarkan pemberontakan terhadap hegemoni Majapahit. Dapat ditumpas oleh pasukan Majapahit, namun Pagaruyung berhasil memerdekakan diri.
- 1379 M - Ayutthaya melancarkan invasi ke semenanjung Malaya, menyebabkan Majapahit kehilangan kontrol atas wilayah tersebut. Ayutthaya juga menganeksasi Singapura.
- 1380 M - Kerajaan Pekantua berdiri di Pelalawan sebagai bawahan Majapahit, didirikan oleh seorang bangsawan Singapura yang mengungsi setelah negerinya ditaklukkan oleh Ayutthaya.
- 1389 M - Parameswara, seorang pejabat Majapahit dari Palembang dan keturunan bangsawan Bintan merebut Singapura dari Ayutthaya dan mengangkat dirinya sebagai raja yang merdeka di sana.
- 1398 M - Majapahit menaklukkan Singapura. Parameswara berhasil meloloskan diri ke Malaya dan menetap di Malaka.
Abad 15:
- 1402 M - Parameswara mendirikan kerajaan Malaka sebagai bawahan Ayutthaya.
- 1405 M - Ekspedisi laut dinasti Ming pimpinan Laksamana Cheng Ho mengunjungi negeri-negeri di sepanjang pantai timur Sumatra dan Malaya. Melalui bantuan Ming, Malaka dan Pasai memproklamasikan kemerdekaan mereka dari Ayutthaya dan Majapahit. Aru dan negeri-negeri di Aceh kemungkinan ikut melepaskan diri dari Majapahit.
- 1406 M - Puncak kejayaan kesultanan Pasai dibawah pimpinan Sultanah Nahrasyiyah.
- 1408 M - Ekspedisi Cheng Ho kembali mengunjungi Sumatra. Malaka memperluas wilayahnya dengan menguasai pesisir selatan Malaya dari Selangor sampai Johor, serta merebut Singapura dari Majapahit.
- 1409 M - Majapahit melancarkan agresi militer terhadap Pagaruyung. Pertempuran besar terjadi di Padang Sibusuk. Pasai menaklukkan Pidie.
- 1411 M - Perang Majapahit-Pagaruyung berakhir dengan kekalahan pasukan Jawa. Majapahit juga kehilangan kontrol atas daerah Siak, Kampar, dan Indragiri, yang kemungkinan besar direbut oleh Pagaruyung.
- 1412 M - Ekspedisi Cheng Ho untuk kesekian kalinya kembali mengunjungi Sumatra. Cheng Ho mengajak penguasa Aru, Sultan Husin untuk menghadap Kaisar Yong Le di Beijing.
- 1414 M - Parameswara memeluk Islam dan mendapat gelar Sultan Iskandar Syah. Malaka pun menjelma menjadi kesultanan. Tak lama kemudian, sang Sultan wafat dan digantikan oleh putranya, Megat Iskandar Syah.
- 1415 M - Kaisar dinasti Ming mengakui kedaulatan Majapahit atas Palembang.
- 1431 M - Utusan terakhir Aru ke negeri Cina. Setelah itu, Aru berhenti mengirim utusan kepada Kaisar Ming. Kemungkinan besar akibat negeri itu telah menjadi bawahan Malaka melalui pernikahan politik. Tokoh legendaris Hang Tuah diperkirakan lahir.
- 1445 M - Kerajaan Siantar muncul di Simalungun, kemungkinan memerdekakan diri dari Aru.
- 1458 M - Sultan Mansur Syah naik tahta di Malaka. Ia mengangkat Hang Tuah sebagai laksamana militer, yang kemudian memimpin penaklukkan atas Pahang, Terengganu, Riau, dan Kampar. Malaka juga mendapatkan Keritang dan kepulauan Siantan (Anambas) melalui pernikahan politik dengan putri Majapahit.
- 1459 M - Puncak kejayaan Malaka di bawah pimpinan Mansur Syah. Ia mendapat gelar Mansur Pasha dari Sultan Muhammad Al-Fatih, penguasa kesultanan Turki Ottoman (Utsmaniyah).
- 1460 M - Puti Selaro Pinang Masak mendirikan kerajaan Jambi di Batanghari sebagai bawahan Majapahit.
- 1477 M - Sultan Mansur Syah wafat.
- 1478 M - Pusat pemerintahan Majapahit di Jawa dikuasai kaum oposisi. Salah satu pangeran Majapahit yang menjadi pemimpin wilayah Demak memerdekakan diri.
- 1482 M - Kerajaan Sunda Pajajaran diperkirakan merebut Lampung dari Majapahit.
- 1496 M - Kerajaan Aceh berdiri di Aceh Besar sebagai bawahan Lamuri.
- 1500 M - Kebudayaan maju berkembang di kepulauan Mentawai dan pulau Enggano. Rangkayo Hitam naik tahta di Jambi.
Abad 16:
- 1505 M - Pekantua menjadi kesultanan Islam.
- 1507 M - Aceh menjadi kesultanan Islam.
- 1508 M - Keritang berganti nama menjadi Indragiri dan menjadi kesultanan setelah raja terakhirnya, Nara Singa II memeluk Islam.
- 1509 M - Bangsa Portugis untuk pertama kalinya tiba di Malaka, namun masih sebagai pedagang. Di tahun yang sama, Malaka menaklukkan Kelantan, Perak, dan Patani.
- 1511 M - Portugal melancarkan invasi terhadap Malaka dan berhasil menaklukkan ibukotanya. Ini menandai dimulainya penjajahan bangsa Eropa di Nusantara. Sultan Mahmud Syah mundur ke Bintan dan mendirikan pemerintahan darurat di sana. Aru mengambil kesempatan untuk memerdekakan diri dari Malaka, kemudian menundukkan Siantar. Jejak terakhir mengenai Laksamana Hang Tuah. Ia dipercaya menetap di Singapura, sebelum diperkirakan pindah ke Palembang atau kembali ke Malaka, menghabiskan sisa hidupnya di salah satu kota itu.
- 1512 M - Ali Mughayat Syah menjadi pemimpin Aceh dan memerdekakan negerinya dari Lamuri. Ayutthaya kembali merebut Patani. Kekuasaan Majapahit di Sumatra kemungkinan diambil alih oleh Demak sebagai persiapan penyerangan ke Malaka. Tome Pires, seorang pengelana Portugis menetap di Malaka selama 3 tahun kemudian mengunjungi Sumatra. Ia mengabadikan kisahnya ke dalam karya tulisnya, Suma Oriental.
- 1513 M - Panglima Demak, Pati Unus mengirim ekspedisi militer ke Malaka, namun menemui kegagalan.
- 1514 M - Aceh menaklukkan Lamuri. Kudeta di Pagaruyung. Maharaja Dewana dilengserkan oleh Dewang Parakrama dari Dharmasraya. Namun ia hanya dapat menguasai daerah pedalaman saja, sementara wilayah pesisir masih setia pada Dewana yang mendirikan pemerintahan darurat di Koto Anau, Solok.
- 1515 M - Parakrama menaklukkan Luhak Limapuluh. Ia kemudian menjalin hubungan diplomatik dengan Portugal, ditandai dengan pengiriman tiga orang duta besar Pagaruyung ke Malaka.
- 1519 M - Sultan Mahmud Syah mengirim armada perang pimpinan Hang Nadim (putra Hang Jebat, sahabat Hang Tuah) menuju Malaka untuk merebut kembali kota tersebut, namun menemui kegagalan.
- 1520 M - Aceh memulai ekspansi militer untuk menguasai pesisir utara Sumatra. Daya dan Pidie berturut-turut jatuh ke dalam kekuasaannya. Raja Manghuntal lahir di Batak.
- 1521 M - Portugal menaklukkan Pasai. Demak kembali menyerbu Malaka, namun kembali menemui kegagalan dan bahkan menewaskan Pati Unus yang kala itu telah menjadi Sultan.
- 1524 M - Aceh merebut Pasai dari Portugal, kemudian menaklukkan Singkil, Barus, dan Simeulue. Hang Nadim kembali memimpin ekspedisi militer terhadap Malaka. Meski sempat mengepung benteng dan hampir berhasil mengalahkan pasukan Portugis, namun armada Hang Nadim terpaksa mundur kembali setelah Portugis mendapat bala bantuan dari koloninya di Goa, India. Tak lama kemudian, Hang Nadim wafat di Bintan. Pagaruyung kembali bersatu di bawah pimpinan Maharaja Dewana setelah ia berhasil mengusir Parakrama, yang melarikan diri ke Kerinci, namun kemudian ditangkap dan dihukum mati oleh Raja Jambi Rangkayo Hitam.
- 1525 M - Portugal menggempur Pagaruyung. Mereka sempat menduduki wilayah Rantau Mudik (pesisir barat), sebelum laskar Minang berhasil mengusir mereka setelah pertempuran sengit di Pasaman.
- 1526 M - Pasai berganti menjadi bawahan Aru. Portugal melancarkan agresi militer terhadap Bintan untuk menghancurkan sisa-sisa Malaka, memaksa Sultan Mahmud Syah untuk berpindah ke Kampar. Hatorusan merebut Panai dan Mandailing dari Aru, membuat keduanya menjadi bagian dari Tanah Batak.
- 1527 M - Di Jawa, Demak menundukkan Majapahit, mengakhiri riwayat negeri tersebut. Kesultanan itu juga menaklukkan kota Kalapa di Pajajaran yang telah didatangi orang-orang Portugis, kemudian lanjut menguasai wilayah Banten. Ekspansi ini praktis memutus hubungan Pajajaran dengan Lampung, memecah wilayah itu menjadi tiga keratuan: Pugung, Balau, dan Skala Brak.
- 1528 M - Sultan Mahmud Syah wafat di Kampar, mengakhiri riwayat kesultanan Malaka. Kedua putranya lalu meninggalkan Kampar dan masing-masing mendirikan kesultanan Johor dan Perak yang muncul sebagai dua kekuatan baru di Tanah Melayu. Johor lalu merebut kembali Bintan dari Portugal.
- 1530 M - Ali Mughayat Syah wafat.
- 1539 M - Sultan Alaiddin Riayat Syah Al-Qahhar naik tahta di Aceh. Ia mengirim ekspedisi untuk menundukkan Aru yang berhasil dengan sukses. Di tahun yang sama, Aceh juga menaklukkan seluruh kawasan pesisir barat di Pagaruyung, kecuali Pasaman. Tak lama kemudian, Maharaja Dewana mengundurkan diri dari tahta Pagaruyung. Kerajaan Indrapura kemungkinan besar merdeka dari Pagaruyung, kemudian lebih mendekatkan diri kepada Aceh, serta memperluas wilayahnya sampai ke Muko-muko di Bengkulu.
- 1540 M - Aru meminta bantuan Johor untuk membebaskan negerinya dari pendudukan Aceh. Armada Johor berhasil mengusir pasukan Aceh. Aru pun mendapatkan kemerdekaannya kembali.
- 1547 M - Aceh mengirim utusan pertamanya ke pusat pemerintahan Turki Ottoman di Istanbul.
- 1550 M - Raja Manghuntal mendirikan dinasti Sisingamangaraja dan kerajaan Bakkara sebagai penguasa baru di Tanah Batak, menggantikan Hatorusan. Johor bekerjasama dengan kerajaan Kalinyamat dari Jawa untuk menggempur Malaka. Meski sempat menduduki kota itu, aliansi ini akhirnya dapat dipukul mundur oleh pasukan Portugis. Palembang merdeka dari Demak setelah negara itu mengalami kemunduran akibat konflik internal. Negeri-negeri di Bengkulu ikut lepas, salah satunya adalah Sungai Serut yang didirikan oleh Ratu Agung, seorang bangsawan Banten. Sementara Jambi dan Bangka direbut oleh Johor.
- 1552 M - Kesultanan Banten merdeka dari Demak lalu menjadikan negeri-negeri di Lampung sebagai bawahannya.
- 1560 M - Maharaja Sultan Alif naik tahta di Pagaruyung sebagai penguasa Minang pertama yang memeluk Islam. Pagaruyung pun berevolusi menjadi kesultanan.
- 1562 M - Aceh mengirim duta besar ke Istanbul untuk menemui Sultan Suleiman agar berkenan mengirim bantuan pasukan untuk menghadapi Portugal, Aru, dan Johor.
- 1564 M - Aceh kembali melancarkan agresi terhadap Aru namun berhasil dipukul mundur kembali oleh pasukan bantuan dari Johor.
- 1565 M - Tun Sri Lanang memulai penulisan naskah Sulalatus Salatin (Sejarah Melayu) di Johor.
- 1567 M - Turki Ottoman mengirim armada perang ke Sumatra untuk membantu Aceh dalam konfrontasinya dengan Portugal, Aru, dan Johor. Pasukan gabungan Aceh-Ottoman ini kemudian kembali menggempur Aru.
- 1568 M - Dewa Syahdan, seorang bangsawan Aru mendirikan kesultanan Langkat di Hamparan Perak setelah berhasil meloloskan diri dari serangan Aceh. Sultan Ali Riayat Syah naik tahta di Aceh. Ia merekatkan hubungan diplomatik dengan Indrapura melalui pernikahan saudaranya dengan putri Raja Dewi.
- 1574 M - Aceh beraliansi dengan Kalinyamat untuk menaklukkan Malaka. Meski sempat membuat Portugis kewalahan, serangan ini juga gagal merebut kota tersebut.
- 1575 M - Aceh menaklukkan Perak.
- 1596 M - Banten menginvasi Palembang, dipimpin langsung oleh Sultan Maulana Muhammad. Meski sempat membuat pasukan Palembang kewalahan, namun armada Banten terpaksa mundur setelah sang Sultan tewas tertembak. Cornelis de Houtman memimpin ekspedisi dagang pertama bangsa Belanda ke Nusantara. Mereka mendarat di Banten, setelah sebelumnya mengunjungi pulau Enggano.
- 1599 M - De Houtman mengadakan ekspedisi keduanya ke Nusantara. Kali ini ia didampingi adiknya, Frederik de Houtman. Ekspedisi ini lalu berlabuh di Aceh. Namun saat di sana mereka terlibat konflik dengan pemerintah Aceh yang kemudian mengirim satu pasukan pimpinan laksamana wanita Keumalahayati untuk mengusir De Houtman dan krunya. De Houtman sendiri akhirnya tewas di tangan Laksamana Keumalahayati, sementara adiknya menjadi tawanan perang dan dijebloskan ke penjara Aceh selama 2 tahun.
- 1600 M - Erupsi Gunung Sinabung di Dataran Tinggi Karo.
Abad 17:
- 1600 M - Kerajaan Inggris mendirikan kompeni EIC, untuk menjalin hubungan dagang dengan negeri-negeri di Timur Jauh.
- 1601 M - Frederik de Houtman dibebaskan dari penjara Aceh. Selama di balik jeruji, ia menghabiskan waktunya menyusun kamus bahasa Belanda-Melayu pertama, yang kelak sangat membantu Belanda dalam komunikasinya dengan negeri-negeri di Tanah Melayu. Ekspedisi dagang pertama bangsa Inggris ke Nusantara, dibawah pimpinan Sir James Lancaster. Mereka mengunjungi Aceh dan melakukan diplomasi damai dengan Sultan Aceh yang berhasil dengan sukses.
- 1602 M - Belanda mendirikan kompeni VOC. Kongsi dagang ini kemudian mendirikan pos dagang di Johor.
- 1606 M - VOC mengadakan perjanjian dengan Johor untuk merebut Malaka dari tangan Portugal.
- 1607 M - Iskandar Muda naik tahta di Aceh. Pada masa pemerintahannya, Aceh mencapai puncak kegemilangannya.
- 1610 M - Palembang menjalin hubungan diplomatik dengan VOC.
- 1612 M - Naskah Sulalatus Salatin selesai ditulis oleh Tun Sri Lanang. Sultan Iskandar Muda memulai ekspansi militer terhadap negeri-negeri di seantero Tanah Melayu. Langkat menjadi negara pertama yang takluk oleh Aceh. Laskar Aceh berhasil menewaskan pemimpinnya, Dewa Sakti.
- 1613 M - Aceh untuk kesekian kalinya kembali menginvasi Aru. Di tahun yang sama, Aceh juga menyerang Johor.
- 1614 M - Aceh menaklukkan Bintan.
- 1615 M - Perang Aceh-Johor berakhir dengan takluknya Johor. Laskar Aceh lanjut melancarkan serangan gagal terhadap Malaka Portugis. Di tahun yang sama, Aceh juga menaklukkan kerajaan Anak Sungai dan Sungai Serut di Bengkulu. VOC mendirikan pos dagang di Indragiri. Jambi menjadi kesultanan Islam.
- 1616 M - VOC mendirikan pos dagang di Jambi.
- 1618 M - Aceh menaklukkan Pahang di Malaya. Kesultanan Pahang kemudian menyerahkan putri Kamaliah kepada Iskandar Muda sebagai tanda tunduk. Keduanya pun menikah dan sang putri menjadi permaisuri utama di istana Dalam Darud Donya Aceh, bahkan mendapatkan sebuah kediaman pribadi bernama Gunongan yang dibangun oleh Iskandar Muda sendiri atas nama cinta. Kerajaan Balok di pulau Belitung menjadi bawahan kesultanan Mataram dari Jawa.
- 1619 M - Perang Aceh-Aru berakhir dengan kekalahan Aru, mengakhiri riwayat negeri yang telah berusia 361 tahun itu. Sultan Iskandar Muda mendirikan pemerintahan langsung di sana dan mengganti nama Aru menjadi Deli. Laskar Aceh juga merebut Panai dari Bakkara. Iskandar Muda lalu membagi wilayah Simalungun menjadi empat negeri bawahan, yakni Siantar, Panai, Silo, dan Tanoh Jawa. VOC memindahkan pusat pemerintahannya dari Ambon ke Batavia, kemudian menunjuk JP Coen sebagai Gubernur Jenderal kompeni tersebut.
- 1620 M - Aceh berturut-turut menaklukkan Kedah, Patani, Kelantan, dan Terengganu.
- 1622 M - Pos dagang VOC di Indragiri ditinggalkan.
- 1623 M - Aceh menundukkan Indragiri. Sultan Abdul Jalil Syah III naik tahta di Johor yang masih menjadi bawahan Aceh. Ia berhasil membawa kemajuan yang pesat terhadap kesultanan itu. Pos dagang VOC di Jambi ditinggalkan.
- 1624 M - Aceh menaklukkan Riau dan Jambi.
- 1625 M - Depati Tiang Empat, suatu persekutuan bangsawan Bengkulu mendirikan kerajaan Sungai Lemau dan melantik Baginda Maharaja Sakti, seorang pejabat Pagaruyung sebagai pemimpinnya.
- 1627 M - Tuan Sorimangaraja naik tahta di Bakkara dengan gelar Sisingamangaraja IV.
- 1629 M - Aceh menggempur Malaka, namun dapat dipukul mundur kembali oleh armada Portugis.
- 1630 M - Raja Abdul Jalil, putra Sultan Iskandar Muda mendirikan kesultanan Asahan di Tanjung Balai sebagai bawahan Aceh.
- 1632 M - Muhammad Dalik alias Tuanku Gocah Pahlawan, seorang panglima Aceh mendirikan kesultanan Deli sebagai bawahan Aceh di bekas wilayah kerajaan Aru.
- 1633 M - Aceh menginvasi Indrapura setelah negeri tersebut menolak untuk tunduk pada Aceh. Sebagian besar bangsawan Indrapura termasuk penguasanya, Raja Putih, tewas dalam serangan itu. Indrapura pun resmi menjadi bawahan Aceh. VOC mendirikan pos dagang di Bengkulu.
- 1636 M - Sultan Iskandar Muda wafat. Iskandar Thani naik tahta menggantikannya. Johor dan negeri-negeri bawahannya kemudian memerdekakan diri dari Aceh. Palembang menjadi bawahan Mataram.
- 1641 M - Armada VOC-Johor menaklukkan Malaka yang saat itu telah lemah. Portugis pun terusir dari Malaya dan Malaka menjadi bagian dari kompeni VOC Belanda.
- 1642 M - VOC mendirikan pos dagang di Palembang.
- 1651 M - Sultan Ageng Tirtayasa naik tahta di Banten. Ia mengirim ekspedisi militer pimpinan Bupati Nusantara untuk menumpas perompak yang bersarang di Bangka sekaligus menanamkan kekuasaan di pulau tersebut.
- 1653 M - Tuanku Gocah Pahlawan wafat. Tuanku Panglima Perunggit naik tahta sebagai Sultan Deli menggantikan ayahnya.
- 1658 M - Beberapa bangsawan Palembang melakukan pembajakan terhadap dua kapal milik pejabat VOC akibat kecurangan yang kerap mereka lakukan saat berdagang. Para bangsawan Palembang membunuh sebagian besar pejabat itu termasuk Cornelis Ockerz, pemimpin perwakilan dagang Belanda di Palembang, serta menawan sisanya.
- 1659 M - VOC menghancurkan pusat pemerintahan Palembang di Kuto Gawang, memaksa Pangeran Seda Ing Rajek, penguasa Palembang kala itu mengungsi ke pedalaman Ogan Komering Ilir. Tak lama kemudian, ia wafat dalam pelarian. Sri Susuhunan Abdurrahman naik tahta menggantikannya, lalu mengubah Palembang menjadi sebuah kesultanan Islam. Ia mendirikan ibukota baru di Beringin Janggut yang dikelilingi empat sungai. Abdurrahman lalu menganeksasi Rejang dan Tulang Bawang, serta mendapatkan Bangka melalui pernikahannya dengan putri Bupati Nusantara.
- 1661 M - Seluruh Belitung jatuh ke tangan Mataram setelah Ki Gede Yakob, penguasa Balok berhasil menundukkan seluruh pulau tersebut atas restu pemerintah Mataram.
- 1662 M - Indrapura merdeka dari Aceh. VOC kemudian mendirikan pos dagang di negeri itu.
- 1666 M - Jambi memerdekakan diri dari Johor. Perang saudara pun meletus di antara keduanya. Wilayah Rantau Mudik melepaskan diri dari pengaruh Aceh dan bersatu kembali dengan Pagaruyung.
- 1668 M - Barus merdeka dari Aceh. Penduduk di kepulauan Nias kemudian menyatakan bergabung dengan Barus. VOC mendirikan pos dagang di Barus dan Padang. Negeri-negeri di Bengkulu menjadi bawahan Banten.
- 1669 M - Tuanku Panglima Perunggit memerdekakan Deli dari Aceh.
- 1673 M - Perang sipil Johor-Jambi berakhir dengan kekalahan Johor. Armada Jambi menjarah pusat kekuasaan Johor di Batu Sawar, kemudian meninggalkannya begitu saja. Kemungkinan pos VOC di sana ikut dibumihanguskan.
- 1677 M - Palembang menjadi negara merdeka setelah Mataram mengalami kemunduran akibat serangan Trunojoyo dari Madura yang hampir menghancurkan pusat pemerintahan negeri itu, serta akibat perjanjian dengan VOC yang merebut sebagian besar pesisir utara Jawa yang otomatis memisahkan Mataram dengan negeri-negeri bawahannya di luar Jawa.
- 1680 M - Puncak kejayaan Banten di bawah pimpinan Sultan Ageng Tirtayasa.
- 1681 M - Cornelis Speelman ditunjuk sebagai Gubernur Jenderal VOC.
- 1683 M - Banten menjadi bawahan VOC setelah pusat pemerintahan negeri itu digempur dan diduduki oleh armada VOC yang bekerjasama dengan salah satu pangeran Banten yang memberontak. VOC bahkan berhasil menangkap Sultan Ageng Tirtayasa dan melengserkannya.
- 1685 M - Raja Mahmud naik tahta di Johor, bergelar Sultan Mahmud Syah II. Pada masa pemerintahannya, Johor mengalami zaman kegelapan akibat tabiat sang Sultan yang kejam, zalim, serakah, dan cenderung menyukai sesama jender. Kompeni EIC Inggris mendirikan pos dagang di Bengkulu.
- 1692 M - EIC memperluas pengaruhnya hingga ke sepanjang pesisir Bengkulu utara.
- 1695 M - Alexander Hamilton dari Inggris mengunjungi Johor. EIC meluaskan wilayah ke kerajaan Anak Sungai di Muko-muko.
- 1697 M - Pangeran Raja Luwih, seorang bangsawan Banten mendirikan kerajaan Kaur di Bengkulu selatan.
- 1699 M - Sultan Mahmud Syah II tewas di tangan Megat Seri Rama setelah serangkaian peristiwa memilukan di lingkungan istana negeri Johor. Kekuasaan dinasti Malaka pun berakhir karena sang Sultan belum meninggalkan keturunan. Sultan Abdul Jalil Syah IV dari dinasti Bendahara dilantik menjadi penguasa Johor yang baru.
Abad 18:
- 1701 M - Rakyat Indrapura menyerang pos dagang VOC di negeri tersebut. Akibatnya, VOC membalas dengan melancarkan pembantaian dan perampokan besar-besaran terhadap penduduk Indrapura, serta memusnahkan seluruh tanaman lada yang merupakan komoditas utama negeri itu. Rajanya pun terpaksa mengungsi ke pegunungan, sementara VOC mulai turut campur tangan dalam suksesi pemerintahan Indrapura. EIC memperluas pengaruhnya ke negeri-negeri di Bengkulu selatan.
- 1706 M - Sultan Abdurrahman wafat. Putranya naik tahta sebagai Sultan Palembang menggantikannya dengan gelar Sultan Muhammad Mansur Jayo Ing Lago. Ia memimpin penaklukkan terhadap Batanghari (Muara Tembesi) di Jambi.
- 1708 M - Di Malaya, Tun Zainal Abidin mendirikan kesultanan Terengganu sebagai bawahan Johor.
- 1714 M - Inggris memulai pembangunan Fort Marlborough di Bengkulu. Perebutan tahta di Palembang. Jambi kemungkinan memanfaatkan situasi ini untuk merebut kembali wilayah Batanghari.
- 1715 M - Awal perpecahan pemerintahan di Johor. Suatu komunitas Bugis yang menetap di Selangor menjarah Kedah yang masih dibawah kendali Ayutthaya. Johor yang membawahi Selangor segera mengklaim Kedah, namun orang-orang Bugis tidak mengakuinya dan menolak untuk tunduk pada pemerintahan pusat negeri itu.
- 1717 M - Raja Kecil, putra Sultan Mahmud Syah II yang lahir di Minangkabau menjadi penguasa di Riau dan menolak untuk tunduk pada pemerintah pusat Johor.
- 1718 M - Kudeta di Johor. Raja Kecil menjadi penguasa Johor dengan gelar Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah, setelah ia menyingkirkan Sultan Abdul Jalil Syah IV. Pemberontakan rakyat di Bengkulu menentang kolonialisme Inggris, dapat dipadamkan oleh EIC.
- 1719 M - Inggris mendirikan kota Bengkulu, bersamaan dengan selesainya pembangunan Fort Marlborough. Di tahun yang sama, muncul pemberontakan di Muko-muko yang dipimpin oleh Sultan Mansyur dan Sultan Sulaiman. Mereka berhasil merebut kembali daerah itu, memaksa EIC untuk angkat kaki dari sana.
- 1720 M - Perebutan tahta di Deli.
- 1722 M - Kudeta di Johor. Tengku Sulaiman, putra Abdul Jalil Syah IV beraliansi dengan laskar Bugis pimpinan Yang Dipertuan Muda untuk merebut tahta Johor dan melengserkan Raja Kecil, yang kemudian mengungsi ke Bintan.
- 1723 M - Raja Kecil mendirikan kesultanan Siak di Buantan, hilir sungai Jantan, didukung oleh komunitas Orang Laut yang tersebar di kepulauan Riau. Kesultanan Serdang memerdekakan diri dari Deli akibat konflik perebutan tahta yang tak kunjung usai.
- 1724 M - Raja Kecil yang bergelar Sultan Abdul Jalil mulai melakukan perluasan wilayah. Berturut-turut Rokan dan Bintan jatuh ke dalam kekuasaan Siak. EIC kembali menanamkan kekuasaan di Muko-muko setelah melakukan perjanjian yang lebih lunak dengan para penguasa Bengkulu.
- 1725 M - Di Malaya, Terengganu merdeka dari Johor.
- 1728 M - Di bawah perintah Tengku Sulaiman, laskar Bugis pimpinan Yang Dipertuan Muda merebut Bintan dari Siak. Pusat pemerintahan Johor kemudian dipindahkan ke pulau itu. Sebagai balas budi, Tengku Sulaiman menghadiahkan pulau Penyengat kepada Yang Dipertuan Muda dan laskar Bugis-nya.
- 1736 M - Pos dagang VOC di Barus ditinggalkan. Penguasa Barus bekerjasama dengan Bakkara dan Aceh mengusir seluruh pejabat VOC yang ada di sana karena melakukan praktik monopoli yang merugikan perekonomian setempat.
- 1745 M - Di Malaya, Selangor merdeka dari Johor.
- 1746 M - Raja Kecil wafat. Tengku Buang Asmara naik tahta menggantikannya, bergelar Sultan Muhammad Abdul Jalil.
- 1750 M - VOC menganeksasi kota Padang.
- 1760 M - Ibukota Siak dipindahkan ke Mempura. Sungai Jantan diganti namanya menjadi sungai Siak. Kesultanan Siak resmi memakai nama Siak Sri Indrapura. Tak lama kemudian, negeri itu menghadapi konfrontasi dengan VOC Belanda. Pertempuran terjadi di Guntung, dimenangkan oleh pihak Siak. VOC pun untuk sementara terpaksa angkat kaki dari negeri itu.
- 1765 M - Sultan Muhammad Abdul Jalil wafat. Kedudukannya digantikan oleh Tengku Ismail.
- 1766 M - Dualisme kepemimpinan di Siak Sri Indrapura. Tengku Ismail dilengserkan oleh Tengku Amaluddin (Sultan Muhammad Ali) yang telah dipengaruhi VOC. Ismail kemudian mundur ke wilayah Orang Laut di Siantan dan menobatkan dirinya sebagai Raja Laut. Negeri Siak pun terpecah menjadi Siak Daratan di Riau pimpinan Amaluddin dan Siak Laut di Siantan pimpinan Ismail.
- 1767 M - Tengku Ismail berturut-turut menaklukkan pulau Bangka dan kesultanan Mempawah di Kalimantan Barat, kemudian meneror kapal-kapal di selat Singapura. Ia juga menanamkan pengaruhnya terhadap negeri Terengganu, Jambi, dan Palembang. Tengku Ismail kemudian menjadi sosok terkenal yang ditakuti oleh para pelaut Eropa sebagai seorang bajak laut yang menguasai perairan di sepanjang pesisir timur Malaya, Laut Cina Selatan, kepulauan Riau, sampai selat Karimata. Di Malaya, Patani merdeka dari Ayutthaya setelah kerajaan itu dihancurkan oleh dinasti Konbaung dari Burma (Myanmar).
- 1771 M - Inggris mendirikan koloni di pulau Pinang (Penang), Kedah.
- 1779 M - Tengku Ismail akhirnya berhasil mendapatkan kembali tahta Siak dari Sultan Muhammad Ali. Kesultanan Siak pun kembali bersatu.
- 1780 M - Siak berturut-turut menaklukkan Deli, Serdang, dan Langkat. Di Malaya, Kelantan merdeka dari Johor.
- 1781 M - Tengku Ismail wafat di Mempura. Tahta Siak kemudian diserahkan kepada Sultan Yahya, putra dari hasil pernikahannya dengan putri Terengganu. Inggris menyerang Padang dan berhasil menguasainya untuk sementara waktu, sebelum diusir kembali oleh armada VOC.
- 1784 M - Raja Haji, penguasa pulau Penyengat melancarkan serangan terhadap Malaka Belanda. Meski hampir berhasil menguasai kota itu, namun pasukan Raja Haji yang merupakan koalisi Melayu-Bugis dapat dipukul mundur oleh armada VOC yang beraliansi dengan Siak. Pertempuran hebat terjadi di teluk Ketapang, dan dimenangkan oleh pihak VOC-Siak. Dalam perang ini, Raja Haji gugur. Ia kemudian mendapat gelar Fisabilillah dari cucunya, pujangga Raja Ali Haji. Di tahun yang sama, armada VOC-Siak juga menaklukkan Selangor.
- 1785 M - Di Malaya, Patani ditaklukkan oleh kerajaan Siam (dinasti Chakri/Rattanakosin).
- 1791 M - Inggris resmi menguasai Pinang, ditandai dengan pengibaran Bendera Persatuan Britania Raya di pulau itu.
- 1792 M - Indrapura runtuh. Negeri itu musnah dihancurkan oleh armada VOC, yang menanamkan kekuasaannya di sana.
- 1793 M - Rakyat Bengkulu menyerang pusat pemerintahan EIC di Bengkulu, menewaskan Kapten Hamilton, pimpinan Angkatan Laut Inggris saat itu. Meski begitu, pihak Inggris dapat memadamkan pemberontakan ini.
- 1795 M - Inggris merebut Malaka dari Belanda, kemudian kembali menyerang Padang dan berhasil mengusir orang-orang Belanda yang ada di sana. Armada Inggris kemungkinan juga menduduki Indrapura.
- 1800 M - VOC secara resmi dibubarkan. Belanda menjadi bawahan Kekaisaran Prancis dalam Perang Napoleon. Wilayah-wilayah yang menjadi koloni Belanda pun secara tidak langsung jatuh ke tangan Prancis. Di Malaya, Inggris mendapatkan Prai dari Kedah.
Abad 19:
- 1803 M - Gerakan Padri mulai berkembang di Pagaruyung, merupakan suatu gerakan kaum ulama yang menginginkan agar syariat Islam ditegakkan secara menyeluruh di negeri tersebut. Sultan Mahmud Badaruddin II naik tahta di Palembang.
- 1806 M - Imperium Inggris menyerbu Hindia Belanda. Pertempuran besar terjadi di Laut Jawa antara armada Inggris melawan koalisi Belanda-Prancis. Inggris menduduki pulau Bangka.
- 1807 M - Herman Willem Daendels menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Rakyat Bengkulu kembali melancarkan pemberontakan terhadap EIC. Kali ini menewaskan Residen Inggris saat itu, Thomas Parr.
- 1808 M - Daendels mendirikan pemerintahan langsung di Lampung.
- 1811 M - Inggris menggempur pusat pemerintahan Hindia Belanda di Batavia. Belanda bersedia menyerahkan seluruh koloni mereka di Jawa dan Sumatra kepada Inggris. Thomas Stamford Raffles diangkat sebagai Residen Inggris di Jawa. Sultan MB II melakukan pembantaian terhadap penduduk Belanda di Palembang dan sekitarnya.
- 1812 M - Raffles mengirim ekspedisi militer untuk menggempur Palembang. Keraton Palembang berhasil diduduki berkat bantuan Pangeran Najamuddin yang pro-Inggris, sementara Sultan MB II terpaksa mengungsi ke pedalaman. Pasukan Inggris mengejarnya namun dapat dipukul mundur di Bailangu. Najamuddin diangkat menjadi Sultan yang baru. Ia bersedia menyerahkan Bangka dan Belitung kepada Inggris.
- 1813 M - Perjanjian Muara Rawas. Mayor Robinson yang tak menyukai Najamuddin memperbolehkan Sultan MB II untuk kembali menaiki tahta Palembang, namun ia segera dilengserkan kembali karena Raffles tidak setuju. Kesultanan Banten dihapuskan oleh Raffles. Ia kemudian mendirikan pemerintahan langsung di sana.
- 1814 M - EIC mendirikan pos dagang di Natal.
- 1815 M - Erupsi dahsyat Gunung Tambora di Sumbawa. Perang Napoleon berakhir. Inggris bersedia mengembalikan seluruh koloni Belanda sebagai bagian dari persetujuan yang mengakhiri Perang Napoleon. Konflik di Pagaruyung memanas setelah beberapa bangsawan tewas di tangan para simpatisan gerakan Padri. Laskar Padri dibawah pimpinan Tuanku Pasaman mampu menduduki istana Pagaruyung, memaksa Sultan Arifin Muningsyah menyingkir ke Lubuk Jambi. Kaum Padri pun berturut-turut menguasai Pariaman, Tiku, dan Air Bangis.
- 1816 M - Perubahan iklim akibat erupsi gunung Tambora. Sebagian besar Bumi mengalami musim dingin berkepanjangan. Penyerahan kekuasaan dari Inggris kepada Belanda. Belanda secara resmi kembali menjadi penguasa di Jawa dan Lampung. Van der Capellen ditunjuk sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Raffles meninggalkan Jawa dan pindah ke Bengkulu. Kaum Padri pimpinan Tuanku Rao alias Fakih Sinambela meluaskan pengaruh mereka ke Tanah Batak Selatan, serta pimpinan Tuanku Mandailing alias Raja Gadumbang Porang ke Tanah Mandailing.
- 1817 M - Pemberontakan Radin Inten di Lampung. Ia mendirikan keratuan Lampung dan menentang hegemoni Belanda di sana. Batavia merespon dengan mengirim satu tim diplomasi untuk berunding dengan Radin Inten, namun menemui jalan buntu.
- 1818 M - Inggris mengembalikan Malaka kepada Belanda. Seluruh Bengkulu jatuh ke tangan Inggris setelah kerajaan Sungai Lemau melakukan perjanjian dengan pihak EIC. Raffles resmi dilantik menjadi Residen Inggris di Bengkulu.
- 1819 M - Raffles mendirikan Singapura di Tumasik setelah membeli pulau tersebut dari Sultan Johor. Inggris kembali menyerahkan Padang dan Indrapura, serta Bangka-Belitung kepada Belanda. Aman Julangga naik tahta di Bakkara dengan gelar Sisingamangaraja X. Perang Menteng berkobar di Palembang.
- 1820 M - Perang saudara melanda Bakkara. Sisingamangaraja X berseteru dengan Fakih Sinambela, pimpinan laskar Padri di Batak, yang merupakan keponakannya sendiri. Perseteruan ini berujung pada konflik berdarah yang berakhir dengan tewasnya Sisingamangaraja X.
- 1821 M - Perang Padri meletus di Sumatra Barat, setelah konflik antara kaum Padri dengan bangsawan Minangkabau mencapai puncaknya. Sebelumnya Pagaruyung telah menandatangani perjanjian yang menyerahkan negeri itu kepada Belanda sebagai pembayaran untuk perlindungan terhadap kaum Padri. Pasukan Belanda dengan cepat dapat merebut Batusangkar dan mendirikan benteng pertahanan. Di tahun yang sama, Jenderal De Kock memimpin penaklukkan Belanda terhadap Palembang. Sultan MB II dan keluarganya ditangkap dan diasingkan ke Ternate. Palembang pun jatuh ke tangan Belanda. Di Malaya, Siam mendirikan pemerintahan langsung di Kedah yang hendak memberontak, memaksa Sultan Kedah mengungsi ke pulau Pinang.
- 1822 M - Sultan Thaf Sinar Basyar Syah naik tahta di Serdang. Di bawah pemerintahannya, kesultanan Serdang mengalami masa kejayaan.
- 1823 M - Raffles kembali ke Inggris setelah menetap di Sumatra selama beberapa dekade. Sebelumnya ia mengutus beberapa pendeta untuk menyebarkan agama Kristen ke Tanah Batak. Kesultanan Palembang dihapuskan oleh Van der Capellen. Perang sipil di Asahan.
- 1824 M - Traktat London, pembagian wilayah kolonialisme antara Belanda dan Inggris. Belanda bersedia menyerahkan Malaka, sementara Inggris memberikan Bengkulu sebagai gantinya. Traktat juga berisi perjanjian dimana kedua pihak tak diperbolehkan mengkolonisasi Aceh. Kesultanan Riau-Lingga merdeka dari Johor dan menyatakan bersatu dengan Hindia Belanda.
- 1825 M - Pemerintah Belanda dan Inggris melaksanakan persetujuan dalam Traktat London. Radin Inten memimpin penyerbuan terhadap sebuah benteng Belanda di Lampung dan berhasil mendudukinya, membantai seluruh serdadu Belanda yang ada di sana. Tak lama kemudian, ia wafat dan digantikan oleh putranya, Radin Imba Kusuma. Fase kedua Perang Padri. Kedua pihak sepakat untuk melakukan gencatan senjata. Belanda mengadakan perjanjian damai sementara dengan kaum Padri.
- 1826 M - Du Bus menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda, menggantikan Van der Capellen. Di Malaya, EIC membentuk pemerintahan Negeri-negeri Selat yang merupakan penyatuan dari Singapura, Malaka, dan Pinang, ditambah Dinding di Perak.
- 1830 M - Johannes van den Bosch menjabat sebagai Gubernur Jenderal yang baru menggantikan Du Bus. Ia mulai menerapkan sistem tanam paksa terhadap rakyat, kemudian mendirikan KNIL sebagai kesatuan tentara resmi Hindia Belanda.
- 1831 M - Fase ketiga Perang Padri. Kaum bangsawan Pagaruyung berbalik bekerjasama dengan kaum Padri untuk memerangi Belanda, setelah pemerintah Hindia Belanda menerapkan serangkaian aturan yang merugikan pihak Pagaruyung.
- 1832 M - Serdadu KNIL menguasai seluruh pesisir Minangkabau, memukul mundur laskar Padri ke daerah pedalaman. Angkatan Laut Amerika Serikat menjarah Uleebalang (kenegerian/kabupaten) Kuala Batee yang merupakan bawahan Aceh. Ini merupakan serangan hukuman terhadap Kuala Batee yang melakukan pembajakan dan pembantaian pada sebuah kapal dagang AS setahun sebelumnya. Di Malaya, Kelantan menjadi bawahan Siam.
- 1833 M - Di Pagaruyung, Sultan Bagagar Alamsyah menemui para pemimpin Padri di lereng Gunung Tandikat. Mereka sepakat untuk segera mengusir armada KNIL Belanda dari Minangkabau. Serangkaian perang pun terjadi, dan berakhir dengan tertangkapnya Sultan Bagagar Alamsyah oleh Belanda di Batusangkar. Dituduh berkhianat, sang Sultan dipaksa menandatangani perjanjian Plakat Pendek dimana Belanda mendirikan pemerintahan langsung di Minangkabau. Ia kemudian diasingkan ke Batavia dan wafat di sana. Belanda menundukkan Jambi setelah memaksa Sultan Muhammad Fachrudin untuk menandatangani Plakat Panjang. Erupsi Gunung Talang di Solok.
- 1834 M - Serdadu KNIL menggempur dan berhasil menduduki benteng pertahanan Radin Imba Kusuma di Semangka, Lampung. Imba Kusuma pun menyingkir ke daerah Lingga, namun ia ditangkap oleh penduduk di sana yang pro-Belanda. Ia kemudian dibuang ke Timor dan wafat di sana. Posisinya digantikan oleh putranya, Radin Inten II yang melanjutkan perjuangan melawan pendudukan Belanda.
- 1835 M - Siak menaklukkan Asahan. KNIL merebut Mandailing dari pasukan Padri.
- 1837 M - Armada KNIL menaklukkan wilayah Bonjol di Pasaman dan berhasil menangkap Tuanku Imam Bonjol, pemimpin tertinggi laskar Padri, yang kemudian diasingkan ke Cianjur.
- 1838 M - Perang Padri berakhir setelah pasukan KNIL memenangkan pertempuran terakhir di Dalu-dalu, Tambusai. Hindia Belanda pun resmi menjadi penguasa tertinggi di Minangkabau.
- 1839 M - Barus menjadi bawahan Belanda.
- 1841 M - Tuan Gadang memimpin perlawanan rakyat di Batipuh, Minangkabau terhadap pemerintah Hindia Belanda yang menerapkan sistem tanam paksa.
- 1850 M - Sultan Thaf Sinar Basyar Syah wafat. Para Orang Besar dan rakyat Serdang memberikan gelar Al-Marhum Besar sebagai bentuk penghormatan terhadap sang Sultan.
- 1851 M - KNIL menggempur Merambung di Lampung, namun dapat dipukul mundur oleh laskar pimpinan Radin Inten II. Belanda mengirim HN van der Tuuk sebagai mata-mata militer ke pedalaman Batak untuk persiapan menaklukkan negeri Bakkara.
- 1852 M - Pemerintah Hindia Belanda menghapuskan kesultanan Barus, setelah mengurangi otoritas para penguasanya dengan melarang mereka mengeluarkan perintah dan keputusan. Belanda kemudian memindahkan pusat perdagangan ke Sibolga, sementara kota Barus, yang telah berusia lebih dari 1000 tahun, dibumihanguskan.
- 1854 M - Deli dan Serdang menjadi bawahan Aceh.
- 1855 M - Sultan Thaha Syaifuddin naik tahta di Jambi. Ia melancarkan perlawanan terhadap hegemoni Belanda di negerinya. Pemerintah Hindia Belanda yang tidak menyukainya pun mengirim pasukan KNIL untuk menggempur Jambi, memaksa Sultan Thaha mendirikan pemerintahan darurat di Batanghari-Tebo. Belanda menguasai Nias.
- 1856 M - Belanda kembali mengirim ekspedisi militer untuk menaklukkan Lampung. KNIL berturut-turut merebut pertahanan laskar Lampung di Bendulu, Hawi Berak, Merambung, Galah Tanah, dan Pematang Sentok. Pasukan Belanda akhirnya juga dapat merebut benteng utama di Ketimbang. Radin Inten II berhasil meloloskan diri, namun tak lama kemudian ia tewas terbunuh dalam suatu jebakan yang telah disiapkan Belanda. Seluruh Lampung pun akhirnya takluk pada Belanda.
- 1858 M - Traktat Siak. Siak Sri Indrapura dan Indragiri resmi menjadi bawahan Belanda. EIC resmi dibubarkan.
- 1861 M - Deli dan Serdang menjadi bawahan Belanda. Di Malaya, Pahang merdeka dari Johor.
- 1864 M - Kepulauan Mentawai menjadi bagian dari Hindia Belanda.
- 1865 M - Asahan menjadi bawahan Belanda.
- 1867 M - Seluruh koloni EIC di Negeri-negeri Selat (NNS) resmi diambil alih kendali oleh pemerintah kerajaan Britania Raya.
- 1869 M - Langkat menjadi bawahan Belanda.
- 1871 M - Traktat Sumatra. Perjanjian antara Belanda dan Inggris yang isinya merupakan pembatalan Traktat London dan pengakuan Inggris atas kekuasaan Belanda di seluruh Sumatra. Akibatnya, Belanda mulai melancarkan ekspansi militer ke Aceh. Di Malaya, Terengganu menjadi bawahan Siam.
- 1873 M - Perang Aceh dimulai. Belanda menyatakan perang terhadap negara tersebut, dan mulai melepaskan tembakan meriam ke daratan Aceh. Pasukan KNIL berhasil menduduki Masjid Raya Baiturrahman serta menguasai Meulaboh, namun harus rela kehilangan dua orang perwira tingginya. Di Malaya, Inggris menguasai Sungai Ujong (Seremban).
- 1874 M - Tahap kedua Perang Aceh. Pasukan KNIL berhasil menduduki istana Aceh dan menjadikannya pusat pertahanan. Sultan Mahmud Syah dan pasukannya terpaksa mengungsi ke perbukitan, hingga beliau wafat di sana akibat terserang kolera. Kedudukannya digantikan oleh Muhammad Daud Syah. Di Malaya, Perak dan Selangor menjadi bawahan Inggris.
- 1876 M - Patuan Bosar naik tahta sebagai raja terakhir di Bakkara dengan gelar Sisingamangaraja XII.
- 1878 M - Perang Tapanuli berkobar di Tanah Batak. Sisingamangaraja XII mengumumkan pulas (perang) terhadap Belanda yang telah menempatkan KNIL di Tarutung. Pasukan KNIL berturut-turut menaklukkan Butar, Lobu Siregar, Naga Saribu, Huta Ginjang, dan Gurgur.
- 1881 M - Tahap ketiga Perang Aceh. Negara itu mengumumkan perang sabil terhadap Belanda. Laskar Aceh pimpinan Teuku Umar dan Panglima Polim berhasil merebut kembali Meulaboh dari pendudukan KNIL.
- 1883 M - Sisingamangaraja XII berturut-turut merebut kedudukan Belanda di Toba Samosir. Teuku Umar berdamai dengan Gubernur militer Van Teijn di Aceh Barat. Namun sejatinya, keduanya sedang menjalankan taktik yang bermaksud untuk menguntungkan pihaknya masing-masing. Erupsi dahsyat Gunung Krakatau di Selat Sunda.
- 1884 M - Insiden Kapal Nicero. Sebuah kapal Inggris terdampar dan dibajak oleh penguasa Uleebalang Teunom yang menuntut tebusan. Belanda mengirim Teuku Umar untuk membebaskan kapal itu, namun ia memanfaatkan kesempatan untuk berkhianat dan kembali memihak laskar Aceh. Ia kemudian memimpin perebutan kembali Uleebalang VI Mukim di Aceh Besar dari tangan Belanda, lalu mendirikan markas di sana.
- 1886 M - Di Malaya, Jelebu takluk pada Inggris.
- 1887 M - Pahang menjadi bawahan Inggris.
- 1889 M - Erupsi Gunung Tandikat di Agam. Snouck Hurgronje, seorang sarjana budaya oriental Belanda, diangkat menjadi penasihat resmi pemerintah kolonial Hindia Belanda.
- 1891 M - Belanda mengirim Snouck Hurgronje untuk menetap di Aceh sebagai mata-mata yang bertugas meneliti dan mencari kelemahan yang dimiliki bangsa Aceh.
- 1892 M - Snouck Hurgronje kembali ke Batavia dan melaporkan Atjeh Verslag, hasil penelitiannya tentang kebudayaan dan keagamaan Aceh kepada pemerintah Hindia Belanda. Laporan inilah yang kelak sangat membantu Belanda dalam menaklukkan Aceh.
- 1894 M - Pasukan KNIL menggempur kota Bakkara dan berhasil menguasainya, memaksa Sisingamangaraja XII berpindah ke Dairi.
- 1895 M - Di Malaya, seluruh wilayah Negeri Sembilan takluk pada Inggris.
- 1897 M - Inggris membentuk pemerintahan Negeri Melayu Bersekutu atau Federated Malay States (NMB/FMS) yang menyatukan wilayah Pahang, Perak, Selangor, dan Negeri Sembilan.
- 1898 M - Van Heutz dilantik menjadi Gubernur militer Belanda di Aceh. Ia meniru taktik gerilya yang diterapkan oleh laskar Aceh terhadap pasukannya. Dibawah komandonya, KNIL berhasil menguasai seluruh Aceh Besar hingga Keumala di Pidie.
- 1899 M - Pasukan KNIL pimpinan Van der Dussen menggempur Meulaboh dan dapat menguasainya kembali. Serangan ini menewaskan Teuku Umar. Istrinya, Cut Nyak Dhien tampil sebagai komandan Aceh menggantikannya.
Abad 20:
- 1901 M - Soekarno lahir. Belanda menguasai Simeulue.
- 1902 M - Mohammad Hatta lahir. Belanda menaklukkan seluruh Pidie.
- 1903 M - Perang Aceh berakhir setelah KNIL menundukkan pusat pertahanan Aceh terakhir di Lhoseumawe dan memaksa Sultan Ibrahim Mansur Syah untuk menyerah. Dengan ini, berakhirlah riwayat kesultanan Aceh yang telah berusia lebih dari 400 tahun. Namun perlawanan gerilya rakyat Aceh terus berlanjut hingga beberapa dekade berikutnya.
- 1904 M - Komandan laskar Aceh terakhir, Cut Nyak Dhien tertangkap di pedalaman Meulaboh. Ia kemudian dibawa ke Banda Aceh sebelum akhirnya diasingkan ke Sumedang hingga wafatnya. KNIL juga melancarkan genosida terhadap lebih dari 2000 rakyat sipil Aceh di Kuta Reh. Di Jambi, Sultan Thaha wafat dalam pemerintahan daruratnya di Muara Tebo, mengakhiri perlawanan Jambi terhadap Belanda.
- 1906 M - Kesultanan Jambi dihapuskan oleh Belanda. Negeri-negeri di Simalungun takluk pada Belanda, yang kemudian menyatukannya ke dalam kerajaan Siantar.
- 1907 M - Perang Tapanuli berakhir. Sisingamangaraja XII beserta keluarga dan pengikutnya yang tersisa gugur dalam pertempuran terakhir di desa Sionom Hudon. Tanah Batak pun sepenuhnya dikuasai oleh Belanda. Kerajaan Siantar dihapuskan oleh Belanda.
- 1908 M - Era Kebangkitan Nasional dimulai. Belanda menguasai Enggano.
- 1909 M - Perjanjian Bangkok. Siam bersedia menyerahkan Kedah, Kelantan, Terengganu dan Perlis kepada Kekaisaran Inggris. Keempat kesultanan Melayu ini pun resmi menjadi koloni Inggris.
- 1911 M - Kesultanan Riau-Lingga dihapuskan oleh Belanda.
- 1914 M - Johor menjadi bawahan Inggris. Belanda mendirikan pemerintahan langsung di Nias.
- 1915 M - Erupsi Gunung Tandikat.
- 1927 M - Erupsi Gunung Marapi di Minangkabau. Pemberontakan PKI di Padang, Sawahlunto, dan Sijunjung. Dapat dipadamkan oleh pemerintah Hindia Belanda.
- 1928 M - Ikrar Sumpah Pemuda oleh para nasionalis Indonesia di Batavia.
- 1940 M - Perang Dunia II dimulai. Pusat pemerintahan Belanda di Eropa jatuh ke tangan Jerman Nazi. Hindia Belanda mengumumkan keadaan siaga.
- 1941 M - Kekaisaran Jepang memulai penaklukkan Asia Timur Raya. Armada Jepang berturut-turut menaklukkan Terengganu, Kelantan, Kedah, Pahang, Perak, dan Selangor di Malaya.
- 1942 M - Pasukan Jepang menyerbu dan menguasai seluruh Malaya, Sumatra, dan Jawa dalam waktu singkat. Pemerintah kolonial Inggris dan Belanda yang tergabung dalam Blok Sekutu pun menyerah kepada Kekaisaran Jepang.
- 1943 M - Jepang membentuk giyugun (tentara lokal) di Sumatra dan Jawa, dengan pasukan di Jawa disebut sebagai PETA.
- 1944 M - Armada Sekutu menyerang Sabang dan membombardir Palembang.
- 1945 M - Soekarno dan Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia, setelah serangkaian peristiwa besar yang mengakhiri pendudukan Jepang di Hindia Belanda. Siak Sri Indrapura, Indragiri, dan Langkat menyatakan bergabung dengan Indonesia. Pertempuran Medan Area mempertahankan kemerdekaan Indonesia, melawan pasukan Sekutu yang telah mendarat di sana.
- 1946 M - Revolusi sosial Sumatra Timur. Suatu gerakan yang konon didalangi oleh PKI untuk menghapuskan seluruh pemerintahan monarki di Sumatra Timur. Riwayat kesultanan Langkat, Deli, Serdang, dan Asahan pun resmi berakhir. Inggris menyatukan seluruh koloninya di Malaya (kecuali Singapura) menjadi Uni Malaya.
- 1947 M - Agresi militer Belanda I terhadap Jawa dan Sumatra. Perang 5 hari 5 malam di Palembang. Belanda mendirikan negara Sumatra Timur.
- 1948 M - Agresi militer Belanda II terhadap Jawa dan Sumatra. Akibatnya, para pemimpin RI di Yogyakarta ditangkap dan diasingkan. Syafruddin Prawiranegara mendirikan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia di Bukittinggi, atas perintah Soekarno yang ditangkap KNIL. Belanda mendirikan negara Sumatra Selatan. Uni Malaya berganti menjadi Persekutuan Tanah Melayu (Federasi Malaya).
- 1949 M - Pemerintah Belanda akhirnya resmi mengakui kedaulatan Indonesia dalam bentuk negara Serikat setelah pelaksanaan konferensi perdamaian di Den Haag, Belanda. Siam resmi berganti nama menjadi Thailand.
- 1950 M - Republik Indonesia Serikat dibubarkan.
- 1953 M - Daud Beureuh memproklamirkan Aceh sebagai bagian dari Negara Islam Indonesia (DI/TII) pimpinan SM Kartosuwiryo di Jawa Barat.
- 1955 M - Pemilihan Umum diadakan untuk pertama kali.
- 1957 M - Malaya merdeka dari Inggris.
- 1958 M - Kolonel Ahmad Husein mendeklarasikan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) yang berpusat di Padang, sebuah pemerintahan militer daerah yang menentang pemerintah pusat di Jakarta, yang saat itu tengah mengalami gejolak politik. Gerakan ini juga menuntut perluasan otonomi daerah.
- 1959 M - Aceh dijadikan daerah istimewa oleh pemerintah, mengakhiri pemberontakan DI/TII di sana. Daud Beureuh mendapat pengampunan.
- 1960 M - PRRI dibubarkan.
- 1961 M - Perdana Menteri Malaya, Tuanku Abdul Rahman berencana untuk membuat negara federasi dari empat koloni Inggris di Nusantara. Federasi ini kelak bernama Malaysia. Ahmad Husein dan pengikutnya menyerahkan diri dan menyatakan kembali bersatu dengan Indonesia. Gerakan PRRI pun resmi berakhir.
- 1963 M - Negara Federasi Malaysia resmi berdiri. Federasi ini terdiri dari Malaya, Sarawak, Sabah, dan Singapura. Soekarno menolak keberadaan negara ini kemudian melancarkan gerakan perlawanan. Konfrontasi Indonesia-Malaysia pun resmi dimulai.
- 1965 M - Indonesia keluar dari PBB. Singapura memisahkan diri dari Malaysia dan menjadi negara independen. Peristiwa G30S di Jawa.
- 1966 M - Pembantaian massal terhadap ribuan tertuduh komunis di seluruh Indonesia oleh Soeharto dan TNI-AD. Diperkirakan 70 ribu-1 juta orang tewas dalam genosida ini. Penyerahan Supersemar dari Soeharto kepada Soekarno. Konfrontasi Indonesia-Malaysia resmi berakhir. Kedua negara mulai memperbaiki hubungan. Indonesia kembali menjadi anggota PBB.
- 1967 M - Soekarno menyerahkan kekuasaan pemerintahan kepada Soeharto.
- 1968 M - Era Orde Baru resmi dimulai dengan dilantiknya Soeharto sebagai Presiden RI kedua.
- 1970 M - Soekarno wafat di usia 69 tahun. Pemerintah menetapkan masa berkabung selama 7 hari. Erupsi Gunung Kerinci di Jambi.
- 1974 M - Erupsi Gunung Dempo di Pagaralam.
- 1975 M - Erupsi Gunung Seulawah Agam di Aceh Besar.
- 1976 M - Hasan di Tiro mendirikan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Pidie yang bertujuan untuk memerdekakan Aceh dari Indonesia.
- 1977 M - GAM meluaskan kekuasaannya ke Lhokseumawe.
- 1979 M - Militer Indonesia meredam pergerakan GAM. Banyak anggotanya yang ditangkap, sementara para pemimpinnya terpaksa mengungsi ke luar negeri. Erupsi Gunung Marapi.
- 1981 M - Erupsi Gunung Talang di Solok.
- 1989 M - GAM kembali aktif di Aceh. Soeharto mengirim TNI untuk melancarkan operasi militer terhadap gerakan separatis tersebut. Perang gerilya berlangsung hingga 9 tahun berikutnya.
- 1997 M - Krisis finansial melanda Asia, melumpuhkan perekonomian dan keuangan di sebagian besar Asia Timur. Indonesia menjadi salah satu negara yang mengalami pukulan berat, bersama dengan Thailand dan Korea Selatan.
- 1998 M - Soeharto resmi mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden setelah serangkaian kerusuhan di Jawa. BJ Habibie dilantik sebagai Presiden RI ketiga. Orde Baru pun berakhir dan Era Reformasi resmi dimulai. Operasi TNI di Aceh dihentikan, menyebabkan GAM kembali bangkit, kali ini didukung oleh mayoritas rakyat Aceh. Erupsi Gunung Peuet Sague di Sigli.
- 1999 M - Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dilantik menjadi Presiden RI keempat menggantikan Habibie.
- 2000 M - Rakyat Aceh menuntut diadakannya referendum untuk kemerdekaan Aceh. Erupsi Gunung Kaba di Bengkulu.
Abad 21:
- 2001 M - Megawati Soekarnoputri dilantik sebagai Presiden RI kelima menggantikan Gus Dur.
- 2003 M - Pemerintah Indonesia kembali mengirim operasi militer untuk menumpas GAM, yang dilanjutkan dengan penetapan status Darurat Militer di Aceh.
- 2004 M - Tragedi Tsunami Samudra Hindia 2004 yang menghancurkan Aceh dan sekitarnya. Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla menjadi pasangan pemimpin RI pertama yang dipilih secara langsung oleh rakyat.
- 2005 M - Perjanjian damai antara GAM dengan pemerintah RI.
- 2007 M - Erupsi Gunung Talang.
- 2009 M - Erupsi Gunung Kerinci.
- 2008 M - Soeharto wafat di usia 86 tahun.
- 2009 M - SBY kembali memenangi Pilpres dan menjadi Presiden RI bersama Boediono sebagai Wapres yang baru. Gus Dur wafat di usia 69 tahun.
- 2010 M - Erupsi Gunung Sinabung. Merupakan letusan pertama sejak 410 tahun yang lalu.
- 2013 M - Erupsi Gunung Sinabung.
- 2014 M - Joko Widodo dan Jusuf Kalla dilantik sebagai Presiden dan Wapres Indonesia menggantikan SBY-Boediono.
- 2015 M - Erupsi Gunung Marapi.
- 2016 M - Erupsi Gunung Sinabung dan Kerinci.
-------------------------
Sumber Informasi :
Sumber Informasi :
- Al-'Iqd Al-Farid
- A New Account of The East Indies
- Berbagai Blog dan Situs Pecinta Sejarah
- Buku Sejarah Indonesia
- Bustanul Salathin
- Geographike Sintaxis
- Hikayat Aceh
- Hikayat Deli
- Hikayat Raja-raja Pasai
- Hikayat Siak
- Ikhtisar Radja Jeumpa
- Jamiul Tawarikh
- Kumpulan Kronik Dinasti-Dinasti dari Tiongkok
- Les Inscriptions Malaises de Çrivijaya
- Nagarakretagama
- Pararaton
- Periodisasi Kerajaan Sriwijaya
- Prasasti-prasasti
- Pustaha Bandar Hanopan
- Pustaha Parpandanan Na Bolag
- Rekidai Hoan
- Rihlahil al-Masyriq
- Sari Sejarah Serdang
- Sejarah Nasional Indonesia
- Sulalatus Salatin
- Suma Oriental
- Tuhfat al-Nafis
- Tambo Alam Minangkabau
- Tambo Bengkulu
- Tang Hui Yao
- Terombo Siri
- The History of Sumatra
- The Indianized States of Southeast Asia
- Tombo Lubuk Jambi
- Tuhfat Al-Nafis
- Wikipedia
- Yingyai Shenglan
- Zhu Fan Zhi
Tidak ada komentar