Di Gunung Surian Jatigede Sumedang Ada Jejak Peradaban Megalitikum
Jejak-jejak peradaban leluhur di Puncak Gunung Surian Jatigede, Ada Lingga Yoni, Adam Hawa, Laki-laki Perempuan, Simbol Kesuburan, menunjukan bahwa daerah tersebut sangat Subur sekali. Gunung Surian terdiri dari batu-batu besar dahulu merupakan Punden Berundak peninggalan leluhur yang masih ada sampai sekarang, energi yang terasa sangat besar sekali, menurut Uga dari sini lah nanti Seuseurian/Menertawakan Ambrolnya Waduk Jatigede. Gunung Surian dalam master plan Bendungan Jatigede dipuncaknya dimana lagi kalau bukan ditempat lingga ini akan dibangun Hotel dan Restaurant. Miris dan sedih sekali Situs-situs Kabuyutan sunda akan diancurkan. Waktu kampanye Semua Capres berbicara tentang Kearipan lokal, Revolusi Mental, Budaya, dll. Namun rupanya hal itu hanya lip service, peninggalan-peninggalan leluhur yang ada di Jatigede benar-benar hancur seiring dengan digenanginya Waduk Jatigede. "Lemah Sagandu Diganggu Balai Sadunya"
Uga Jatigede "Nyeungseurikeun ti Gunung Surian", Menertawakan Dari Gunung Surian, Makanya Leluhur Kabuyutan Cipaku Bilang, “Selama Air Belum Sampai Ke Teras Rumah Tidak Akan Pergi” karena Sinohydro Kontraktor China Bodo Bikin Bendungan tidak serius hanya membendung Muka Sungainya aja tanpa dipikirkan bukit-bukit yang menahan air disampingnya ada celah besar di Cihanyir dan Itu Titik Paling Rawan, Uganya adalah Cihanyir Kahanyiran dari Cihanyir Ngalir ke Cilutung Lalu Ke Majalengka Kadipaten makanya kalau Jebol dari Titik ini Air Akan Mengarah ke Kadipaten, Kadipaten Kapapatenan, Cirebon Kabongbodasan, dan Indramayu Kalalayuan. Karena celah itu maka Bendungan Jatigede tidak akan penuh-penuh dan Situs Kabuyutan Cipaku, karena tidak ada istilah air sampai ke Kabuyutan Cipaku.
Luar Biasa, Alam Semesta Sunda Jaya Buana memang luar biasa walaupun Sumedang Ngarangrangan, hutan Jatigede telah dibabat habis oleh orang-orang yang ngaku anusia sebagai “Khalifah Fil Ardi” namun kelakuan merusak Bumi dan Alam ternyata SIRUNGAN DEUI, Tumbuh lagi batang secara alami tanpa ba bi bu be bo Alam Semesta menumbuhkan Batang- Batang Baru Sirungan Deui dari akar yang tertanam dalam tanah, luar biasa sekali. Kalau dibiarkan sebenernya akan tumbuh subur kembali. Benar kata Kang Rahmat Leuweung waktu ngobrol di Cipeueut Sanghyang Resi Agung bahwa Hutan Jatigede secara otomatis sudah tumbuh sendiri karena Hutannya sudah matang, pohon-pohon yang ada di Hutan Larangan Cipeueut contohnya itu bukan tanaman manusia tetapi secara alami menanami dirinya sendiri tumbuh secara alami, dari biji-biji dari DNA-DNA yang tertanam dalam tanah. Barangkali sesuai PANTUN BUHUN AJI PUTIH “KALAKAYAK PARE JUMARUM”, Kalakay artinya daun kering namun bisa menumbuhkan batang padi dan subur, artinya dari daun-daunan kering tumbuh hijau lagi. Ini yang terjadi sekarang di Hutan Jatigede yang habis dibabat ternyata pelan-2 tumbuh batang- batang pohon baru, jenis pohonnya SONOKELING atau disebut juga Kayu Ulin yang kuat sekali dan tahan air, biasa digunakan sebagai bantalan rel kereta api.
Tulisan Abah Wisahya, “Cuplikan hikayat Sangkuriang kabeurangan =
ketika leuwi sipatahuan sudah tergenang dan perahu untuk oleng panganten
telah siap dalam waktu singkat sebelum tengah
malam lebih cepat dari waktu yang ditentukan pada kesepakan waktu yang
telah ditentukan ‘ulah kapiheulaan ku balebat-,maka Aki Pangaping
bersama warga sibuk ngeprak hayam di paranje sehingga ayam-ayam berkokok
kongkorongak, kemudian Dayang Sumbi hiber memasang boeh rarang dari
gunung surian hingga gunung Jagat, menyiasati seolah telah balebat,
kemudian mereka berseru ‘hai maneh Sangkuriang kabeurangan tuh tingali
kingkilaban tah dengekeun hayam reang kongkorongok‘, kemudian dengan
geram Sangkuriang ngajejek bendungan hingga bedah, Sangkuriang
kabeurangan Dayang Sumbi selamat…Takol bende Kabuyutan…”.
Tulisan Kang Dhiat salah satu Spiritualist dari Bandung yg
mengunjungi Jatigede : Saya baru sampai di rumah. Tadi malam ikut rapat
di rumah Ki Wangsa. Pagi2 sampai petang saya keliling Jatigede dipandu
Teh Dedeh. Mampir hadhoroh ke hampir semua Situs. Menyisir tembok
bendungan, melewati kp Jemah, disana masih ada yg panen padi, tidak ada
tanda2 rumah dikosongkan? Semua tampak masih normal. Saat menyusuri
jalan berbukit di hadapan tembok raksasa bendungan, saya & teh dedeh
berlinang air mata menyaksikan
bongkahan akar pohon2 raksasa yg ditebang, gundul, debu panas
mengerikan. Dulu disana leuweung geledegan yang subur berdiri rimbun,
gelap dan sejuk oleh lebatnya aneka pohon. Tampak gunung Surian mulai
digunduli.
Betapa sedihnya malaikat penunggu bukit-bukit itu. Aura amarah alam sudah
tercium sementara gemericik air sungai Cimanuk seakan berbisik
menghimpun angkara murka. Ada danau kecil yang tiba2 muncul di kaki
tembok bendungan? Darimanakah datangnya rembesan air yg berwarna hijau
itu? Tiba2 semilir angin membisikkan keangkeran suasana disekitarnya,
disamping turbin raksasa yang menjulang. Jalan di desa-desa yang akan
digenangi rusak berat hingga tak layak disebut jalan. Puluhan tahun
desa2 itu dibiarkan spt kawasan hantu. Puluhan tahun rakyat Jatigede
disiksa lahir maupun batin, dimiskinkan, dicampakkan. Namun alam
memberinya kehidupan yang subur untuk hidup mereka. Dan kini kesuburan
alam yang kaya itupun akan ditenggelamkan.
Tidak ada komentar