Agama Tertua di Dunia adalah Jatisunda
Sejak Nabi Adam hingga Nabi Idris sampai Nabi Nuh belum ada nama syariat (agama) karena pada jaman itu hanya ada satu agama yang dibawa oleh Nabi Adam.
Ketika jaman Nabi Nuh, umatnya mulai melakukan penyimpangan syariat dengan membuat ajaran agama tanpa bersandar kepada Nabi.
Maka Nabi Nuh menamakan syariat (agama) yang dibawanya dengan nama Jatisunda untuk membedakan dari ajaran syariat lain yang menyimpang.
Bukan hanya penamaan syariat (amalan lahir) tapi juga Nabi Nuh menamakan tarekat (amalan batin) yang dibawanya dengan nama Karahayuan untuk membedakan dengan tarekat lain yang tidak bersandar kepada Nabi.
Suatu ajaran syariat atau tarekat itu dikatakan menyimpang patokannya adalah apakah ajarannya mempunyai sanad (sandaran) atau mata rantai ijazah (ijin) sampai ke Nabi atau tidak.
Sanad atau mata rantai ijazah diperlukan dalam menyebarkan ajaran syariat atau tarekat kepada umat untuk menjaga kemurnian ajaran sehingga tidak terjadi penyimpangan.
Ketika jaman Nabi Nuh, umatnya mulai melakukan penyimpangan syariat dengan membuat ajaran agama tanpa bersandar kepada Nabi.
Maka Nabi Nuh menamakan syariat (agama) yang dibawanya dengan nama Jatisunda untuk membedakan dari ajaran syariat lain yang menyimpang.
Bukan hanya penamaan syariat (amalan lahir) tapi juga Nabi Nuh menamakan tarekat (amalan batin) yang dibawanya dengan nama Karahayuan untuk membedakan dengan tarekat lain yang tidak bersandar kepada Nabi.
Suatu ajaran syariat atau tarekat itu dikatakan menyimpang patokannya adalah apakah ajarannya mempunyai sanad (sandaran) atau mata rantai ijazah (ijin) sampai ke Nabi atau tidak.
Sanad atau mata rantai ijazah diperlukan dalam menyebarkan ajaran syariat atau tarekat kepada umat untuk menjaga kemurnian ajaran sehingga tidak terjadi penyimpangan.
Pada jaman Nabi Ibrahim ada perubahan syariat (amalan lahir) dan nama dari agama Jatisunda yang dibawa oleh Nabi Nuh menjadi agama Sunda Wiwitan.
Perubahan syariat dan nama agama bisa terjadi karena disesuaikan dengan kondisi umat Nabi pada jaman itu.
Perubahan syariat dari Jatisunda menjadi Sunda Wiwitan juga diikuti oleh perubahan tarekat dari Karahayuan menjadi 2 cabang yaitu Tarekat Sundaniyah dan Kejawen.
Meskipun nama agama berubah dan tarekat menjadi bercabang dua, hakikatnya sama yaitu mengajak umat untuk mulih ka jati mulang ka asal.
Bahkan Nabi Muhammad pun meskipun sudah membawa syariat Islam tapi tetap disuruh untuk mengikuti millah ibrahim (ajaran ibrahim).
Nabi muhammad bukan disuruh mengikuti syariat Sunda Wiwitan tapi disuruh untuk mengikuti tarekat sundaniyah atau kejawen yang berakar ke tarekat karahayuan.
Intinya, millah ibrahim itu adalah ajaran atau ilmu mulih ka jati mulang ka asal.
Meskipun para nabi tertentu setelah Nabi Nuh membawa syariat yang berbeda-beda dengan syariat sebelumnya tapi semua syariat yang dibawa oleh para nabi itu induknya Sunda Wiwitan, akarnya adalah Jatisunda, sedangkan intisarinya adalah ageman Sunda.
Tidak ada komentar